Talak Tiga
Disaat hisapan rokok kesayanganku
mengepulkan pertanda cinta yang mengikat erat, entah pada stadium berapa.
Tanpa kusadari capung kecil manis sahabatku
tlah ada disampingku dengan senyum kecilnya.
Perlahan ia mengajukan sapa, masihkah
hisapanmu itu mendominasi rasa hegemonimu.
Seberapa besar sudah kulihat usaha dan
kemauanmu untuk berpisah namun tak kunjung tiba.
Lalu... pintaku.
Bukan saja kau telah perlahan merusak tubuh
yang seharusnya kau jaga dan syukuri keberadaannya.
Namun harga rupiah yang kau sia-siakan yang
mungkin lebih bermanfaat untukmu atau orang lain. Meski terlihat sedikit namun
seberat zarahpun ada nilainya.
Kau harus berani mengucapkan talak padanya.
Talak berapa ujarku, apakah talak tiga cukup
karena kemungkinan kembali tetap ada.
Itu sekarang tugasmu sahut sahabatku.
Akupun tertawa kecil didampingi senyum
indahnya.
(Dharmadjaya, 13 Juni 2021)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar