Puisi Seketika : "Izinkanku Melangkah" (Jilid III)


Puisi ini kutulis seketika (tiba-tiba/langsung) sebagai bagian percakapan di w.a atas dukungan teman-teman di grup  WhatsApp SMA Negeri Martapura Kal-Sel, Alumni Tahun 1983.
Jilid III berjudul "Izinkanku Melangkah".
Semoga bermanfaat.
Amin.  
      
[20:03, 10/25/2016] +62 822-5006-5432: 
201. "Sepi"
Sepiku coba berlari.
Berlari memutari keramaian.
Keramaian tak bertepi.
Sunyiku ingin terbang.
Terbang menjauh awan.
Awan tak menetap.
Tiap diri memiliki sepi tanpa terkecuali.
Acuh maupun tak acuh.
(Darma, 25 Okt 2016)

[20:39, 10/25/2016] +62 822-5006-5432: 
202. "Takut"
Tengah malam ini, temanku memaksaku tuk berburu.
Berburu harimau buas lapar.
Kutegur ia agar tak berburu binatang ciptaan Tuhan.
Kasihan.
Aku khawatir bukan kami yang berburu, tapi kami yang diburu.
Temanku akhirnya mengajakku tuk berburu yang lain.
Kukira berburu kuliner.
Ternyata berburu hantu.
Waduh...
Gila...
Kembali kutegur ia. 
Jangan ujarku.
Hantu juga punya perasaan.
Semut kecil dikerah bajuku tersenyum.
Kubisiki ia.
Jangan tersenyum kataku.
Nanti ketahuan aku takut.
(Darma, 25 Okt 2016)

[14:47, 10/26/2016] +62 822-5006-5432: 
203. "Baik Sangka"
Mekar indah bunga teratai dikolam hatiku.
Menutupi luka bekas goresan hina.
Mereka yang tak pernah mau berdamai akan aku.
Peduli apa aku akannya.
Jika...
Hanya perih yang mengalir.
Lebih baik berbaik sangka.
Berbuat, melakukan, melahap hidup bermanfaat.
(Darma, 26 Okt 2016)
                        
[15:03, 10/26/2016] +62 822-5006-5432: 
204. "Paket Rindu"
Kukirimkan sepaket rindu padamu nun jauh disana.
Lewat titipan kilat khusus tercatat.
Tak peduli, biaya. 
Asal kau mengerti rasaku saat ini.
Tak perlu kau kembalikan jika tak suka.
Cukup kau tandatangani.
Bahwa...
Kau telah menerimanya.
(Darma, 26 Okt 2016)
                        
[18:41, 10/26/2016] +62 822-5006-5432: 
205. Penaku"
Penaku menari-nari indah diatas kertas putih hampa.
Tarian burung penggumbar cinta.
Melukis kalimat catatan kehidupan.
Hakikat sumber mata airnya.
Lalu...
Mencoret kelamnya dan menggarisbawahi maknanya.
(Darma, 26 Okt 2016)
                        
[18:55, 10/26/2016] +62 822-5006-5432: 
206. "Penilaian Jaman"
Istana mewahku yang dulu kubangun dengan berpayah-payah.
Kini tenggelam ditelan gedung pencakar langit.
Mereka mengelilingi istanaku.
Tak ada lagi tersisa kebanggaanku, jika kalian tak ingin menyebutku sombong.
Begitulah hakikat nasib seseorang dalam penilaian jaman.
(Darma, 26 Okt 2016)
                        
[14:04, 10/27/2016] +62 822-5006-5432: 
207. "Mengerti"
Perutku saat ini tak mau diajak kompromi.
Sudah kurayu agar cukup minum air segar.
Namun ia tetap merengek menangis.
Tangisannya terdengar tetanggaku.
Syukurlah, seekor ikan lezat mampir kerumah.
Darinya yang mengerti aku dan perutku.
(Darma, 27 Okt 2016)
                        
[14:17, 10/27/2016] +62 822-5006-5432: 
208. "Sms Dulu"
Kau hadir dihidupku teramat mendadak.
Membuat jantungku berdebar sangat kencang.
Hampir sulit bernafas.
Sedang gunung saja meletus memberikan tanda-tandanya.
Hujan turunpun memamerkan isyaratnya.
Lain kali...
Sms dulu aku.
(Darma, 27 Okt 2016)
                        
[17:00, 10/27/2016] +62 822-5006-5432: 
209. "Sendiri"
Sendiri sepiku.
Tak berkawan.
Gelap terasa hatiku.
Tiada tempat mengadu.
Segala resah seakan menumpuk.
Bilakah ada yang menerangi.
Walau...
Sekedar menyapa.
(Darma, 27 Okt 2016)
                        
[13:58, 10/28/2016] +62 822-5006-5432: 
210. "Mantan Pemuda Pemudi"
Duhai pemuda pemudi Indonesia.
Kobarkan terus semangat '45.
Isi kemerdekaan tuk kebesaran, kejayaan bangsa negaramu.
Jangan berpangku tangan.
Satukan niatmu, tekadmu.
Berjuanglah bahu-membahu.
Lihatlah kami...
Mantan pemuda pemudi Indonesia.
Kami tetap bersatu.
Meski hanya lewat group w.a
(Darma, 28 Okt 2016)
                        
[14:17, 10/28/2016] +62 822-5006-5432: 
211. "Mengapa Bersamaku"
Temanku berujar.
Akulah batu karang tegar.
Berdirilah dibelakangku agar dapat kulindungi kau dari terjangan ombak ganas kehidupan.
Akulah jas anti dinginnya hujan yang menggigilkan.
Masuklah kedalamku agar aku mampu melindungimu dari bekunya kehidupan.
Namun...
Mengapa kau tolak dia.
Malah kau ingin bersamaku.
Diterjang ombak dan berlarian didinginnya hujan.
(Darma, 28 Okt 2016)
                        
[11:08, 10/29/2016] +62 822-5006-5432: 
212. "Aku Bicara Dengan Hatimu"
Setiap kali kuajak kau pergi ke bulan.
Selalu saja kau jawab tidak.
Apa saja yang kutawarkan padamu.
Selalu saja kau tolak.
Kemarin...
Baru saja kita bertemu dan aku belum berkata sedikitpun.
Kau sudah mengatakan tidak dan tolak.
Besok...
Andai kita bertemu lagi.
Aku berjanji.
Akan kukatakan mendahuluimu.
Bahwa...
Aku tidak bicara denganmu tapi dengan hatimu.
(Darma, 29 Okt 2016)

[15:59, 10/30/2016] +62 822-5006-5432: 
213. "Penembak Jitu"
Akulah penembak jitu tersohor.
Peluruku mampu menembus relung hatimu.
Meski kau sembunyi dibalik awan.
Meski kau berlindung dibalik gunung.
Peluruku mampu mencium jejak langkahmu.
Meski tak kau kabarkan keberadaanmu.
Jika tak ingin tertembak.
Keluarlah dari persembunyianmu.
Dariku yang tak ingin menembakmu.
Kecuali keadaan terpaksa.
(Darma, 30 Okt 2016)
                        
[16:47, 10/30/2016] +62 822-5006-5432: 
214. "Terserah"
Nilai kesabaranku sedang diuji dan diukur kedalamannya.
Aku tak tahu...
Apakah kau mengenal perasaanku.
Adakah kau tau apa yang kupikirkan.
Sejauhmana keinginanku.
Jika tidak...
Hanya satu kata untukmu.
TERSERAH.
(Darma, 30 Okt 2016)
                        
[20:35, 10/31/2016] +62 822-5006-5432: 
215. "Gairah"
Kaulah simbol gairah hidup.
Tak peduli usia.
Tak khawatir tenggelam.
Hingga kami selalu nampak gagah.
Meski sangat dipaksakan.
Nampak berwibawa.
Meski teramat dibuat-buat.
Tak mengapa.
Yang penting.
Selalu bergairah untuk hidup lebih lama.
(Darma, 31 Okt 2016)
                        
[20:52, 11/1/2016] +62 822-5006-5432: 
216. "Kehangatan"
Dingin...
Hatimu teramat dingin, hampir membeku.
Mulutku sudah tak sanggup lagi berujar.
Apapun yang kukatakan, kau diam seribu bahasa.
Tak sedikitpun kau tanggapi.
Padahal...
Aku amat mendambakan kehangatanmu.
Gairah hidupku ada dihidupmu.
Kemarilah mendekat.
Agar kututupi dinginmu dalam dekap kasihku.
(Darma, 01 Nop 2016)
                        
[20:55, 11/1/2016] +62 813-1931-1665: 
Bisa best seller....kumpulan puisi situ om lah
                    
[20:29, 11/3/2016] +62 822-5006-5432: 
217. "Demo Didepan Hatiku"
Kau berjanji...
Esok akan berangkat tuk melakukan aksi demo didepan hatiku.
Aku telah mengakui kesalahanku dan beberapa kali telah memohon maaf.
Namun... Kemarahanmu tak mampu tuk kuredakan.
Terakhir...
Aku mohon penuh harap padamu.
Jika memang engkau tetap berangkat esok.
Berangkatlah dengan penuh damai, jangan anarkis.
Agar hatiku tak terkoyak-koyak.
(Darma, 3 Nop 2016)

[22:10, 11/3/2016] +62 822-5006-5432: 
218. "Keakuanku"
Kuterjerat dan terseret tali kehidupan.
Terlalu sulit tuk kuputuskan.
Apalagi untuk melepaskannya.
Mungkin kuterlalu yakin, kemampuan upayaku.
Kian lama kian menyakitkan.
Sadarku...
Engkaulah Tuhanku.
Pemilik daya dan upaya.
Ampuni keakuanku.
(Darma, 3 Nop 2016)
                        
[22:25, 11/3/2016] +62 822-5006-5432: 
219. "Ingatku PadaMu"
Tuhanku...
Jika kau jemput aku hari ini.
Jadikanlah ingatku hari ini akanMu bernilai.
Nilai yang menghadirkan keampunanMu.
Jika kau perpanjang masaku didunia fana ini.
Jadikanlah ingatku padaMu kian melapisi syukurku akan Engkau.
Jadikanlah ingatku sbagai sebuah kesukaanku padaMu.
(Darma, 3 Nop 2016)

[07:52, 11/5/2016] +62 822-5006-5432: 
220. "Selamat Ulang Tahun Sahabatku"
Secercah hari dimana dulu kau hadir ke dunia.
Kini menemanimu kembali.
Kini usiamu merangkak naik.
Mengiringi jejak langkahmu.
Smoga usiamu jadi sahabat terbaikmu yang selalu mengingatkanmu.
Tentang, langkah yang bermanfaat.
Dan...
Kesehatan menjadi tempat bernaungmu.
Selamat ulang tahun sahabatku.
Bukalah lembaran barumu, teriring dekatmu padaNya.
Tuhan menyertaimu.
Amin.
(Darma, 5 Nop 2016)
                        
[07:54, 11/5/2016] Jaya Kresna: mantap..
                        
[21:06, 11/5/2016] +62 822-5006-5432: 
221. "Gegana"
Dimalam minggu ini.
Sahabat dekatku, hatinya gegana.
Dahan yang biasa menopang jiwanya nampak rapuh. 
Tarian dedaunan yang sering menghiburnya mulai layu.
Mengapa kau tak curhat padaku.
Curahkanlah rasa hatimu padaku sahabatmu.
Supaya gelisah galau meranamu hilang ditelan yakinmu padaNya.
(Darma, 5 Nop 2016)
                        
[22:40, 11/5/2016] +62 822-5006-5432: 
222. "Mie"
Malam ini temanku, mengajak tuk berkemah.
Berkemah didepan sebuah warung mie yang terang benderang.
Waduh...
Duhai...
Apa gerangan maksud hatinya.
Mungkin ia sedang menguji mentalku.
Apa aku mampu bertahan hidup tanpa mie malam ini.
Sedang pilihan lain tak ada.
Akhirnya kurayu ia, tuk berkemah dibelakang warung soto yang gelap.
Sedang ia sangat suka soto.
Iapun setuju.
Kupikir ketika ia makan soto.
Aku makan mie, meski dibelakang warung soto gelap.
(Darma, 5 Nop 2016)
                        
[22:29, 11/6/2016] +62 822-5006-5432: 
223. "Izinkanku Melangkah"
Mungkin...
Saat-saatku menggoreskan syair puisi seketika di grup w.a  akan berakhir malam ini.
Atau hanya sesekali.
Itupun jika waktuku masih sempat tuk  menjenguk dan menata syair.
Ku kan berlayar jauh, kesuatu tempat tak tertentu.
"Izinkanku melangkah" dengan cara lain.
Maafkan jika tlah banyak melukai.
Dan terima kasih atas kebaikannya.
(Darma, 6 Nop 2016)
                        
[19:20, 11/11/2016] +62 822-5006-5432: 
224. "Calon Pemilik Hatimu"
Kau telah mengabarkan pada angin.
Pada siang dan malam.
Bahwa engkau sudah tak ingin lagi sendiri.
Ingin berteman hati dengan seseorang.
Mengapa namaku tak kau sebutkan dikabarmu.
Seharusnya engkau masukan namaku.
Sebagai salah seorang diantara calon-calon pemilik hatimu.             

(Darma, 8 Nop 2016)
                        
[19:22, 11/11/2016] +62 822-5006-5432: 
225. "Payungmu" 
Kau salahkan aku atas perginya rasamu.
Padahal dulu...
Diketika mentari menyengat kulitku, kau selalu hadir memayungiku.
Disaat hujan mendera tubuhku, kaupun kan slalu menemani berjalan memayungiku.
Bahkan...
Ketika hari tak terasa panas maupun hujan, kau tetap memayungiku.
Mungkin saat itu kau ingin memayungi hatiku.
Kini kau menghilang, lama tak kembali.
Maukah kau memaafkanku.
Kuingin kau kembali hadir memayungiku.
Agar hatiku tak tersengat panas dan didera hujan.                        
(Darma, 11 Nop 2016)
                        
[11:39, 11/17/2016] +62 822-5006-5432: 
226. "Lautan Air"
Layar kapalku, kukembangkan. 
Angin meniup perlahan.
Mengantarkan buah tangan buat sahabat.
Dikota yang menjelma dari lautan api jadi lautan air.
Tunggu kehadiranku disana. 
Jangan biarkan airnya surut agar kapalku mudah berlabuh.
(Darma, 17 Nop 2016)
                        
[15:01, 11/18/2016] +62 822-5006-5432: 
227. "Cara Pandangmu"
Kau sendiri yang tlah membolak balikkan cara pandangmu.
Dulu kau apa adanya, kini ada apanya.
Derasnya hujan saat ini, tak sederas pintamu.
Bukan kasih sayang yang kau harap.
Namun...
Kasih uang yang banyak kau pinta.
Petir bersahutan menegurmu.
Kau tetap tak hirau.
Katamu...
Uang bukan segalanya, tapi segalanya pakai uang.
Akupun terdiam.
Sepi, sunyi, tak bersuara.
(Darma, 18 Nop 2016)

[14:22, 12/14/2016] +62 877-7273-8789: 
228. "Asa Seorang Pendulang Intan"
Pagi itu kulihat kau  selipkan sebutir asa dikantong lusuhmu.
Tak peduli tubuh dan pakaianmu terkotori kubangan air berbau harapan.
Rezeki hari ini ada diatas tarian tangan dan kaki dinginmu yang hampir membeku dibalut doa dan nasib.
Jika bukan hari ini maka kulihat diwajahmu tampak sangat yakin hari esok asamu kan bersinar.
(Darma, 14 Des 2016)                                                                                                                                                                                     

[21:29, 2/1/2017] +62 877-7273-8789: 
229. "Kesejatian"
Perlahan sekali, penuh kehati-hatian.
Kutorehkan kata-kata tuk melukis syair diatas  kanvas kehidupan. 
Membentuk sebuah bangunan luas, kokoh, penuh menara, menjulang tajam dipuncak kalimat.
Dikelilingi air jernih danau penghilang dahaga.
Dahaga kan ma'rifat.
Dahaga kan  kesejatian tanpa kepalsuan.
Indahnya kebenaran sejati.
(Darma, 1 Feb 2017)
                        
[21:58, 2/3/2017] +62 877-7273-8789: 
230. "Sungai Kehidupan"
Lama sekali kutak mandi disungai.
Sungai jernih tak ternoda.
Tempat kudulu kecil memanjakan tubuhku tanpa malu bersama teman.
Kami tertawa lepas tanpa beban.
Kini kuharus berenang di sungai kehidupan yang penuh aturan.
Ada ketakutan.
Ada kesedihan.
Bahkan terasa, teramat berat beban yang harus kubawa tuk menyeberang.
Hanya keyakinan yang kan membawaku tiba diseberang dengan selamat.
(Darma, 3 Feb 2017)
                        
[23:31, 2/3/2017] +62 877-7273-8789: 
231. "Satu Jari"
Hentakan kakimu menyadarkanku bahwa dahan pohon tak selamanya kokoh.
Hingga kuingin merobohkan pohon itu hanya dengan satu jari.
Namun jari telunjukku sedang berdarah.
Perih.
Sulit tuk kuarahkan kepohon itu.
Maukah kau, temanku.
Kupinjam jari telunjukmu meski hanya sesaat.
(Darma, 3 Feb 2017)
                        
[00:30, 2/4/2017] +62 877-7273-8789: 
232. "Mengejar Malam"
Bergegas kuberlari mengejar sang malam.
Ingin kujumpa ujungnya.
Namun tak sempat.
Apa yang disebut hari ini telah berubah menjadi kemarin.
Kemarin menjadi dahulu.
Sudah tak mungkin lagi aku berteduh dihari kemarin.
Apalagi dahulu.
Selamat tinggal masa laluku.
Selamat datang duhai hari ini.
Temanilah aku hari ini hingga dipenghujung malammu.
(Darma, 4 Feb 2017)
                        
[13:22, 2/5/2017] +62 877-7273-8789: 
233. "Mengingat Kembali"
Mengingat kembali siapa dan apa yang terjadi dimasa lalu.
Apalagi yang terlampau sangat lama adalah sebuah pekerjaan yang sangat, sangat sulit.
Lebih sulit dari membelah durian hanya pakai kuku.
Albumnya tlah lusuh.
Gambarnya sangat pudar.
Banyak yang robek.
Apalagi dia yang sekarang tak lagi seperti dia yang dulu kau kenal.
(Darma, 5 Feb 2017)
                     
[21:11, 2/5/2017] +62 877-7273-8789: 
234. "Janji Gantung"
Malam ini dibawah langit malam.
Berselimutkan senyum berderai.
Temanku agak malu.
Ketika kukatakan janjimu gantung.
Tlah lama ia berjanji tuk datang makan bersama ikan bakar.
Namun janji tinggal janji.
Kau gantung harapannya.
Sungguh janjimu itu gantung, teman.
(Darma, 5 Feb 2017)
                        
[15:43, 2/6/2017] +62 877-7273-8789: 
235. "Pesan"
Ada buah jatuh dari tepian tebing curam.
Menggelinding jauh kedasar jurang dalam.
Larut terbawa air hujan sore itu.
Hanyut bersama derasnya sungai.
Menepi ditepian tanah yang subur.
Kini kau tumbuh subur.
Perkasa.
Berbuah amat lebat.
Namun jika buah pertamamu jatuh ketanah.
Janganlah lupa tuk berpesan.
Bahwa hidup penuh tantangan.
Dan untuk bertahan hidup perlu kesabaran dan kepasrahan.
(Darma, 6 Feb 2017)
                        
[18:36, 2/6/2017] +62 877-7273-8789: 
236. "Maafkan Aku"
Kelak kau akan tahu.
Mengapa aku amat benci jika melihat wajahmu, katamu.
Aku tak tahu, apa dosa dan kesalahanku, ujarku.
Percayalah padaku.
Suatu hari nanti kau akan mengerti.
Kenapa kebencianku begitu besar padamu, katamu lagi.
Sungguh aku tak mengerti, ujarku.
Bukankah dulu kau pernah meminjam uang padaku dan sampai kini tak ada kabar beritanya.
Baru kusadar.
Aku lupa teman.
Mungkin banyak pekerjaan hingga kulupa.
Maafkan aku kawan.
(Darma, 6 Feb 2017)
                        
[20:17, 2/7/2017] +62 877-7273-8789: 
237. "Gasing"
Setelah siang datang, pagipun berlalu.
Malampun tiba, siang menghilang.
Pagi menjelang, malam berakhir.
Berputar bagaikan gasing.
Seberapapun kuat dan lama perputarannya
Namun pasti kan berakhir.
Pergilah kita kelangit sebentar.
Bukankah bumi berputar bagai gasing.
Kemudian kembalilah kebumi.
Dan bumikanlah jiwamu agar menjadi tenang.
(Darma, 7 Feb 2017)
                        
[22:07, 2/7/2017] +62 877-7273-8789: 
238. "Cukup Kau Pandang"
Mangga muda, asam rasanya. 
Sawo muda terasa kesat.
Kadar gulanya masih terlalu rendah.
Jika ingin manis tunggulah ia sampai matang.
Kecuali kau suka rujak.
Atau kau taburi gula.
Namun tak asli rasanya.
Biarkanlah ia matang dan masak secara alami.
Cukup kau pandang tanpa harus menyentuhnya.
(Darma, 7 Feb 2017)
                     
[15:57, 2/8/2017] +62 877-7273-8789: 
239. "Untuk Apa Merana"
Teramat indahnya pulau impian yang menjajakan harapan penuh kedamaian.
Burung-burung bernyanyi dengan riangnya, berteduh dipohon rindang.
Untuk apa harus merana jika kita masih mampu tuk bermimpi.
Layar kehidupan akan tetap terkembang selama angin harapan tak enggan tuk bertiup.
Kita tak mesti harus tiba di dermaga andai lautan mampu mempersembahkan lukisan indahnya mimpi.
(Darma, 8 Feb 2017)
                        
[20:21, 2/8/2017] +62 877-7273-8789: 
240. "Asaku"
Kucoba merenda asa ditepian jalan terjal berliku.
Mengharap dapat menghirup wanginya kembang 7 rupa bercampur minyak gaharu.
Lalu terbang tinggi mengikuti tiupan angin tenggara.
Berlindung dibalik gugusan bintang digelapnya malam.
(Darma, 8 Feb 2017)
                        
[21:43, 2/8/2017] +62 877-7273-8789: 
241. "Meski yang Kedua"
Dibalik cantiknya rona matamu, tersimpan kelembutan hatimu.
Membuat bintang malam cemburu.
Membuat angin malam terasa enggan tuk bertiup.
Dibalik indahnya senyummu, tercium wangi tutur katamu.
Inginnya temanku tuk memilikimu.
Maukah kau menemani hidupku, ujarnya. 
Kan kujadikan kau bidadari pendamping hidupku.
Meski yang kedua.
(Darma, 8 Feb 2017)
                                                
[16:30, 2/9/2017] +62 877-7273-8789: 
242. "Tunggulah Aku"
Api menyala-nyala di dapur hatimu.
Menyiapkan hidangan tergurih hanya tuk menyambut kedatanganku seorang.
Permadani merah muda telah terhampar tuk pesta dansa bersamaku.
Hanya terlampau lama tamu dirumahku, tak mau pulang.
Tunggulah aku, jangan kau padamkan api itu.
(Darma, 9 Feb 2017)
                                                                        
[00:22, 2/10/2017] +62 877-7273-8789: 
243. Takut pada Sang Ajal"
Waktu perlahan menepi, meninggalkan ujungnya malam.
Mataku berada diantara ingin dan enggan tuk terpejam.
Terkadang dilarutnya malam, aku sangat takut pada sang ajal.
Duhai Allah, Pemilik kasih dan sayang.
Jangan kau biarkan aku mati dalam kehinaan.
Ajari aku tuk selalu merasa dekat denganMu.
Tanamkanlah dan suburkanlah rasa patuh dan taat hanya padaMu.
Kembalikanlah aku dan sahabat-sahabatku dalam pengembalian yang baik.
Dalam keadaan jiwa tenang dan keridhaanMu.
(Darma, 10 Feb 2017)
                        
[14:51, 2/10/2017] +62 877-7273-8789: 
244. "Gubuk Kecil"
Ada gubuk kecil dipinggiran kebun hatimu.
Tempat kusinggah bermalam jika rasaku mulai gelisah.
Bila kutiba, kau sambut aku dengan lagu-lagu kesukaanku.
Begitu lihainya kau memainkan gitar tuamu dan suaramu sangat merdu.
Kau sajikan makanan dan minuman kesukaanku.
Engkaulah orang yang amat mengerti aku.
Bukan gubuknya yang kupandang tapi pemiliknya yang aku suka.
(Darma, 10 Feb 2017)                                                                         

                       
[19:36, 2/11/2017] +62 877-7273-8789: 
245. "Kasih Berkarat"
Ada kasih berkarat terkena debu kehidupan.
Sayangpun tercoreng debu jaman.
Pengaruh hidup dan kehidupan kian masa kian berat.
Masalah kian beragam.
Penuh dusta.
Fitnah merajalela.
Hanya tuk bertahan hidup.
Demi kesenangan semata.
(Darma, 11 Feb 2017)
                        
[19:53, 2/11/2017] +62 877-7273-8789: 
246. "Aku Pasti Bisa"
Jiwaku melayang, terbang tinggi kepuncak gunung, hanya tuk memahat kata "AKU".
Kembali terbang melayang ketengah samudera hanya untuk mengukir kata "PASTI" 
Lalu memutuskan pergi, keketinggian langit agar dapat melukiskan kata "BISA".
Terbanglah kau jiwaku dengan penuh keyakinan.
Dan mohonlah pertolongan Tuhanmu.
(Darma, 11 Feb 2017)
                        
[12:05, 2/12/2017] +62 877-7273-8789: 
247. "Tak Mungkin Kulupa"
Caramu tersenyum dan tertawa sangatlah manis.
Tak mungkin kulupakan, meskipun hanya terlihat dari samping.
Engkau sahabatku yang penuh cerah ceria.
Namun kutahu kau sangatlah sibuk dengan segala urusanmu, hingga sulit tuk berjumpa.
Jika ada waktu ajaklah temanmu tuk makan ikan bakar.
Kami tunggu waktumu yang tepat tuk kebersamaan kita.
(Darma, 12 Feb 2017)
                         
[13:28, 2/12/2017] +62 877-7273-8789: 
248. "Hati Ekstrim"
Air tepi pantai nampak keruh.
Penuh ranting terbawa gelombang.
Hujan ekstrim membawa air bah dan longsor menerpa desa.
Cuacapun semakin ekstrim.
Alam semakin tak tenang akibat ulah sebagian manusia.
Semoga hati kita tak menjadi ekstrim.
(Darma, 12 Feb 2017)
                        
[20:29, 2/12/2017] +62 877-7273-8789: 
249. "Merajuk"
Ada yang merajuk berat pada diriku karena aku memberikan sesuatu pada yang lain.
Sebuah cincin yang indah lagi cantik.
Mengapa ia harus merajuk.
Padahal apapun seharusnya terserah padaku.
Bukankah demikian sahabatku.
Katanya cincin itu tak pantas dikenakan oleh siapapun kecuali dirinya.
Ah, padahal tidak juga menurutku.
Yang lainpun berhak untuk memakainya.
Akhirnya daripada ia terus merajuk.
Kubelikan juga ia sebuah cincin yang tak kalah cantik untuknya.
Dengan sebuah pesan :
Duhai jari manis, jangan lagi kau cemburu dan merajuk pada jari kelingking hanya perkara cincin.
(Darma, 12 Feb 2017)
                        
[12:04, 2/13/2017] +62 877-7273-8789: 
250. "Tugasku"
Kududuk bersandar ditepian tugas yang harus segera diselesaikan.
Cincin sudah diserahkan kemarin.
Catur online sudah, dengan kemenangan telak dipihak lawan.
Sarapanpun sampai dua kali.
Chatting di w.a sambil kerja.
Masih adakah yang mungkin terlewatkan.
Kuharap semua clear dengan sempurna.
Agar tak ada yang menggugat atas keteledoranku.
(Darma, 13 Feb 2017)
                        
[12:14, 2/13/2017] +62 877-7273-8789: 
251. Kepasrahan"
Pucuk cemara berayun dengan indahnya.
Kekiri kekanan, kadang kemuka dan kebelakang mengikuti arah angin tanpa sedikitpun menolak.
Begitulah kehidupan ini.
Terkadang kepasrahan sangat diperlukan jika seluruh upaya telah dikerahkan dan doa mengiringinya.
Agar lukisan kehidupan menjadi indah dan bermakna hikmah.
(Darma, 13 Feb 2017)
                        
[12:31, 2/13/2017] +62 877-7273-8789: 
252. ""Mutiara Indah"
Dikedalaman hatiku yang paling dasar tersimpan sebutir mutiara indah.
Yang takkan mungkin tersentuh oleh siapapun.
Jika ingin melihatnya.
Nanti kuajak kalian kesana.
Melewati jurang penuh duri kehidupan.
Sungai yang dalam dan dapat menenggelamkan.
Namun jika bersamaku kalian akan aman.
Tanpa biaya sedikitpun.
Cukup sedikit keberanian dan kepercayaan padaku.
Sahabatmu.
(Darma, 13 Feb 2017)
                        
[19:44, 2/13/2017] +62 877-7273-8789: 
253. "Mageli"
Martapura sangat terkenal dengan bermacam ragam makanannya.
Sungguh sangat memanjakan lidah kita.
Kakicak, kalalapon.
Katupat batumis dan tentunya sikecil yang sangat menggoda, mageli.
Rasanya makan tanpa mageli kurang bergairah.
Banyak makanan tersedia.
Datang sajalah.
Agar tidak hanya mendengar kabar.
(Darma, 13 Feb 2017)
                        
[14:36, 2/14/2017] +62 877-7273-8789: 
254. "Bendungan Cinta"
Bendungan cinta itu mulai terlihat akan bobol.
Namun hanya dengan kekuatan kasih ia masih mampu bertahan sampai saat ini.
Meski air mata bening mulai menetes perlahan dipipi lembutnya.
Kita kuat dan masih mampu berdiri tegak, semua karena cinta.
Namun jadi berbeda jika berbentuk segi.
Segitiga, apalagi cinta segilima.
Jika ingin bertahan cukuplah dua arah saja tanpa harus bersegi.
Kecuali asmara tiba dan menghadirkan cinta baru dan
memang mampu menghadapi badai.
(Darma, 14 Feb 2017)
                        
[11:06, 2/18/2017] +62 877-7273-8789: 
255. "Cuaca di Group W.A ku"
Langit sangat cerah hari ini.
Udaranyapun cukup hangat.
Secerah hati teman-temanku.
Sayangnya cuaca di group w.a cukup dingin.
Sangat dikhawatirkan jikalau membeku.
Temanku yang biasanya jadi buah bibir sedang luka bibirnya.
Kawanku yang sering main golf, kakinya sakit.
Semoga semuanya cepat pulih kembali.
Agar group ini kembali cerah seperti sedia kala.
(Darma, 18 Feb 2018)
                        
[14:25, 2/18/2017] +62 877-7273-8789: 
256. Untuk Apa"
Daun akasia perlahan gugur melayang indah ditiup angin berhembus sejuk ketanah subur.
Seekor kupu-kupu kecil penuh warna menghampirinya, entah apa yang dicarinya.
Kadang kita sangat tak mengerti dan bahkan tidak mampu memahami.
Untuk apa daun menari, angin bernyanyi, kupu-kupu bertamu dan tanah tuan rumahnya.
Sungguh Maha Besar Kuasa dan KebesaranMu, ya Allah.
Ampuni kami yang selalu merasa besar dan sering berbuat hina.
(Darma, 18 Feb 2017)
                        
[14:38, 2/18/2017] +62 877-7273-8789: 
257. "Nyanyian Rindu Cabe Rawit"
Nyanyian rindu  cabe rawit terdengar sampai pelosok negeri.
Aku yang sedang berbaring merasa pilu mendengarnya.
Rindu akan dirinya yang seperti semula.
Ia tak ingin dipuji dengan harga dirinya yang tinggi melangit, namun semakin kurang orang mendekatinya.
Ia hanya ingin kesederhanaan, namun selalu dan selalu dikunjungi orang yang menyayanginya.
Ia pun berpesan : tanamlah aku sebanyak-banyaknya agar aku dapat bernyanyi riang.
(Darma, 18 Feb 2017)
                        
[22:52, 2/18/2017] +62 877-7273-8789: 
258. "Cahaya Terang"
Kududuk bersandar dibayangnya malam.
Tiba-tiba ada setitik cahaya terang dikejauhan.
Inginnya kumengejar cahaya terang itu.
Tapi aku sangat takut ada binatang malam yang buas, yang kan menghalangi langkahku.
Biarlah kuhanya disini meski hanya menatap cahaya itu dari kejauhan.
Lama kelamaan cahaya itupun menghilang perlahan.
Akhirnya kutertidur dipelukan malam.
(Darma, 18 Feb 2017)
                        
[21:54, 2/21/2017] +62 877-7273-8789: 
259. "Mampukah"
Minta ia untuk menendang kaleng.
Kalau memang berani.
Mungkin ia berani.
Tapi apakah mungkin tanpa bunyi.
Mohon ia agar bernyanyi.
Kalau memang mampu.
Mungkin ia sangat mampu.
Tapi mampukah ia bernyanyi tanpa irama.
Jika engkau ingin belajar menendang kaleng tanpa bunyi dan bernyanyi tanpa irama.
Datanglah kerumahku.
Rumahku cukup jauh.
Ditepian telaga biru sepi, berteduh dipondok kesunyian.
(Darma, 21 Feb 2017)
                        
[17:21, 2/23/2017] +62 877-7273-8789: 
260. "Kau Sangat Bahagia" 
Jiwamu membumbung tinggi kelangit penuh bintang.
Bunga-bungapun bermekaran melihat kau tersenyum.
Aku tahu.
Dari caramu tersenyum.
Kau sangat bahagia teman.
Semoga rezekimu kian bertambah.
Dan...
Hatimu kian sejuk bersama berlalunya waktu.
(Darma, 23 Feb 2017)
                        
[20:17, 2/23/2017] +62 877-7273-8789: 
261. "Pelajaran"
Paku tajam itu tlah melukai jari kakiku.
Darahnya menetes perlahan kebumi.
Terlalu berani aku melangkah tanpa alas kaki.
Pecahan kaca itu sudah merobek tanganku.
Lukanya teramat perih.
Terlalu berani aku menyentuhnya tanpa sarung tangan.
Namun banyak pelajaran yang kudapatkan dari darahnya hidup ini dan perihnya kehidupan.
(Darma, 23 Feb 2017)
                        
[17:45, 2/26/2017] +62 877-7273-8789: 
262. "Serdadu Hatiku"
Serdadu-serdadu hatiku yang selalu siap berjuang kemedan perang tanpa tanya dan rasa takut.
Hari ini mengajukan surat permohonan tuk cuti beberapa hari.
Betapa takutnya aku.
Khawatir musuh menyerang tiba-tiba.
Dengan tegas kutolak surat permohonannya.
Kuperintahkan pada para serdaduku agar tetap berjaga dan waspada.
Kalian boleh cuti jika aku tlah turun tahta.
(Darma, 26 Feb 2017)
                        
[18:24, 2/27/2017] +62 877-7273-8789: 
263. "Tataplah Langit"
Janganlah terlalu lama memandang bumi.
Tataplah langit yang terus meninggi meninggalkanmu.
Bukan ia tak mencintaimu.
Tapi ia takut akan Tuhannya.
Namun janganlah terdiam, terpana akan langit.
Karena kau sedang melaksanakan tugas suci di bumi.
Langit dan bumi takkan mungkin kau pisahkan.
Kau perlu keduanya agar dirimu dapat membumi sedang hatimu melangit.
(Darma, 27 Feb 2017)
                        
[17:35, 2/28/2017] +62 877-7273-8789: 
264. "Bersujud"
Tetes hujan membasahi rambutku yang mulai berguguran.
Kisah usang yang lama tenggelam kedasar samudera mulai bertahta digelapnya gua tak berpenghuni.
Aku sangat takut.
Tuhanku.
Aku khawatir ia menghalangi langkahku mendekatiMu.
Tuhanku.
Jangan biarkan ia mengotori jiwaku.
Tuhanku.
Ajari aku cara bersujud dan ijinkan aku mati dalam sujud.
(Darma, 28 Feb 2017)
                        
[17:54, 2/28/2017] +62 877-7273-8789: 
265. "Rezeki"
Meski pelupuk mataku terasa amat berat.
Aku tetap tak ingin tidur.
Aku meski bersiap-siap.
Hari ini aku kan berburu ikan apa saja dilaut malam.
Sendirian.
Sunyi.
Sepi.
Tak berdaya.
Berharap.
Memohon.
Bukan berapa banyak hasil.
Tetapi sebesar apa pasrahku kan rezeki.
(Darma, 28 Feb 2017)
                        
[21:13, 2/28/2017] +62 877-7273-8789: 
266. "Aku Suka Caramu Merindu"
Ketika kurindu berat.
Bukannya kukirimkan surat.
Kirim sms atau telpon langsung.
Aku lebih suka menyalakan api.
Siapkan piring, sendok dan sebungkus mie.
Kulahap perlahan.
Kupu-kupu kecil tersenyum melihat tingkahku.
Mengapa kau tersenyum ujarku.
Iapun menyahut.
Aku suka caramu merindu.
(Darma, 28 Feb 2017)
                        
[21:41, 2/28/2017] +62 877-7273-8789: 
267. "Tanda Alam"
Ada batu keras bertulis oleh angin lembut bak prasasti alam.
Kucoba memanen hikmah.
Agar tak kelaparan.
Agar mampu berbagi.
Bahwa.
Tak ada yang sia-sia.
Hanya belum memahami.
Kelak ku lebih banyak belajar membaca tanda-tanda alam.
(Darma, 28 Feb 2017)
                        
[11:08, 3/1/2017] +62 877-7273-8789: 
268. "Terbang Tinggi"
Jika salah satu sayapmu terluka dan tak sanggup terbang tinggi.
Terbang sajalah rendah.
Jika terluka keduanya dan tak mampu terbang.
Berjalan kaki sajalah dulu.
Jika kedua kakimupun ikut terluka.
Maka beristirahat sajalah dulu.
Biar harapan dan mimpimu saja yang terbang tinggi mengangkasa bersama doa kami.
(Darma, 1 Maret 2017)
                        
[16:21, 3/2/2017] +62 877-7273-8789: 
269. "Selimut Baru"
Tidur temanku sangatlah nyenyak.
Alunan suara tidurnya penuh irama dari balik selimut.
Mungkin ia kelelahan.
Lelah dari menyemai harapan.
Tak ingin aku mengganggunya 
Tiba-tiba ia terbangun dengan senyum sangat indah.
Sungguh bahagianya engkau kataku.
Takkah kaulihat aku memakai selimut baru ujarnya. 
(Darma, 2 Maret 2017)
                    
[06:22, 3/4/2017] +62 877-7273-8789: 
270. "Langkah Baru"
Pagi ini kembali kuhirup udara kehidupan.
Burung-burung bernyanyi penuh riang.
Mentari perlahan menampakkan sinarnya.
Kusapa pagi.
Kusapa alam.
Berjabat tangan dengan hidup dan kehidupan.
Memulai langkah baru.
Bersyukur pada Yang Maha Hidup.
Tuntunlah kami dijalanMu.
(Darma, 4 Maret 2017)
                        
[06:45, 3/4/2017] +62 877-7273-8789: 
271. "Selalu Tampan DihadapanMu"
Menyapa pagi penuh riang.
Kusetrika pakaianku agar nampak rapi.
Kusetrika hatiku agar tampak tampan dihadapan Tuhanku.
Tak lama lagi pakaianku kembali kotor dan kusut.
Duhai Tuhanku Yang Maha Suci.
Jangan biarkan hatikupun kembali kotor dan kusut.
Agar aku selalu tampan dihadapanMu.
(Darma, 4 Maret 2017)
                                                                        
[21:39, 3/14/2017] +62 877-7273-8789: 
272. "Membaca Perasaan"
Kucoba membaca perasaannya.
Ada sehiris kesedihan dihatinya.
Cukup menyayat.
Rembulan enggan berkomentar.
Angin malam enggan menyapa, khawatir menambah kesedihannya.
Langit tak selamanya mendung, kan ada sinar mentari datang.
Sinar pembawa kebahagiaan baru.
Yakinlah.
(Darma, 14 Maret 2017)
                        
[12:51, 3/15/2017] +62 877-7273-8789: 
273. "Mengerti Perasaanku"
Tak terasa hari kian meninggi.
Perut terasa pedih minta diganjal sesuatu.
Sedang pekerjaan belumlah tuntas.
Kucoba untuk menenangkannya dengan bersabar.
Sabarlah sebentar ujarku.
Nanti kan kumanjakan kau dengan makanan kesukaanmu dan minuman favoritmu.
Tiba-tiba perutku berhenti perih.
Rupanya ia sangat mengerti perasaanku.
(Darma, 15 Maret 2017)                                             




.
.




Tidak ada komentar: