Puisi JKMMA : Hidup... tentang Kesempatan dan Pilihan (1-12)

1. Hidup... tentang Kesempatan dan Pilihan

Bukannya aku sedang mengingatkan, hanya menyampaikan.
Adakah sudah kita singkap makna dibalik tabir kehidupan.
Jika tidak, hilanglah kesempatan... percuma.
Waktu tak pernah berpihak pada siapapun, kecuali Dia berkehendak namun Dia terlampau Maha Adil.
Untuk kita bersembunyi dibalik...
atas nama kemalasan dan tak sempat
Kita berlari menjauh atau mendekat adalah pilihan.
Mendekatlah agar menjadi bijaksana yang mampu melampaui kebenaran dan kebaikan.
 
(Dharmadjaya, 21 Mei 2021)

===

2. Bebas Berbatas

Sudahkah kita membaca properti kehidupan.
Entah... secara akali ataupun laduni.
Semua berbatas.
Jangan meninggikan harapan diluar wilayah batas.
Hanya... karena merasa bersahabat dengan ambisi.
Jangan menanamkan harapan sementara kata kata dan perasaan terpenjara.
Terpenjara oleh kebebasan yang terbelenggu.
Meski hanya setitik keterlenaan.
Agar jiwa ikut bersujud dan bersyahadat.
 
(Dharmadjaya, 23 Mei 2021)

===

3. Hidayah

Tercerahkan oleh cahaya murni dari sebuah kesejatian hakikat.
Dulu ia yang teramat berbahagia, dengan...
hancurnya kepercayaan karena rusaknya hati nurani yang digelayuti kepentingan dan keserakahan pengakuan.
Kini mengalir seuntai air mata bening membasahi pipi hangat merasuk jiwa.
Setelah kesadaran memberi pemahaman tentang hanya... wajahNya yang kekal.
Demikian erat hidayah digenggamnya kini, meski ia sadar hidayah sangat mudah terkotori bahkan terlepas jika tidak menjaganya dengan penuh kehati hatian.
Kini ia sedang berjihad.
Mari kita doakan agar ia memperoleh kemenangan dan husnul khotimah.
 
(Dharmadjaya, 23 Mei 2021)

===

4. KeMahaanNya

Pernahkah kau temanku berenang disamudera keMahaanNya.
Ternyata aku hanya mampu berenang ditepian karena samudera itu maha luas dan teramat dalam, aku takut tersesat dan tenggelam.
Kutatap bumi dan maha karyaNya.
Kucoba pandangi sekali lagi dan lagi langit dan isinya.
Tak bercacat, aku terkapar lelah dipesisir akalku.
Hanya iman yang mampu menatap takjub akan keesaan dan seluruh atribut keMahaanNya.
 
(Dharmadjaya, 23 Mei 2021)

===

5. Kepedulian dan Kepentingan

Disaat tak seekorpun burung berkenan menampakkan wajahnya, mungkin... kitapun dengan enteng berujar, ada urusan apa aku denganmu.
Namun diketika setetespun air tak sudi lagi mendekat bahkan bersembunyi ditempat yang tak mungkin dikenali.
Bagaimana pendapatmu temanku.
Yakin...
Apapun kan dipertaruhkan.
Teramat sering kita hanya memandang indah kepentingan tanpa mau melihat sedikit tanda kebesaranNya.
Sebagai sebuah kepedulian tuk membesarkan keagunganNya.
 
(Dharmadjaya, 24 Mei 2021)

===

6. Pemilik Syafaat

Duhai Nabi pemilik hak syafaat dari Allah, yang berkedudukan tinggi disisiNya, shalawat dan salam atasmu.
Kau hantar kami pada kecerdasan tauhid bagi yang berkenan hingga frekuensi kedekatan akan terhubung langsung denganNya juga lewat nur ilahi yang ada padamu.
Sungguh... kematian dan akhirat tidak butuh harta dunia dan gelar keakuan namun butuh syafaatmu. Shalawat untukmu ya Rasulullah.
Ya Allah ajari dan pahamkanlah kami agar mampu mengkosongkan dan memfanakan diri serta mentakterhinggakan Kau dengan kemutlakan baqaMu.
Hingga kami jadi orang pilihan dan hingga kau pertemukan kami dengan yang dicintai, pemilik hak syafaat dariMu.
Semua itupun hanya karenaMu ya Allah.
 
(Dharmadjaya, 26 Mei 2021)

===

7. AsmaMu

Ketika hati amat resah mencari sandaran yang tak rapuh.
Kubolak balik lembaran yang nampak lusuh termakan waktu namun tak pernah usang.
Akupun terlarut dan hanyut. Ternyata aku amat butuh Maha Penyembuh ketika sakit, akupun butuh pelukan sayang dari Yang Maha Penyayang.
Ternyata NamaMu Yang Agung lebih dari ribuan yang dapat kami jadikan sandaran kokohnya hati.
Maafkanlah seluruh kesalahan kami, wahai Zat Yang Maha Pemaaf.
Kujenguk pula ihsan yang menanamkan paham, amal yang pasti Kau lihat.
Kau yang tak pernah lelah mengurus makhlukMu.
Engkau yang tak pernah tidur dan mengantuk.
Sungguh... Engkau tak akan ditanya dengan apa yang Kau perbuat namun kamilah yang akan Kau hisab.
 
(Dharmadjaya, 28 Mei 2021)

===

8. Tafakur

Ada sebuah kedekatan denganNya yang melambai mengajak. Bukanlah ianya seperti mengejar mimpi.
Bukan mengapa caranya harus merangkak atau berlari.
Bukan pula tentang kecepatan atau akselerasi
Namun melompat jauh melampaui kuantum atau membalik cepat cara lailatul qadar dengan kemuliannya.
Waktu tak ingin sedikitpun kompromi dengan diam meski sesaat.
Lambaian itupun akhirnya menunjuk pada pohon tafakur yang berbuah.
Buah dari manisnya ketakterhinggaan akan keMahaanNya adalah ia yang membenamkan keakuan dan bersandar tulus hanya padaNya.
 
(Dharmadjaya, 28 Mei 2021)

===

9. Pikir dan Zikir

Tanpa harus membatasi pengertian melalui jembatan definisi agar logika panas terbakar menjadi abu diterbangkan angin.

Dari pusat akal yang penuh rincian ingatan, teratur dan tersusun atas kepentingan mengalirlah deras arus ke pusat kemauan yang memerintahkan otot dan kelenjar untuk melahirkan gerak dalam upaya membebaskan pemikiran dari belenggu taqlid buta.

Nurani dan intuisipun akhirnya ikut berzikir yang mampu menghipnotis wara untuk meraih maqam siddiqin dan ikhlas mencapai arifin. 

(Dharmadjaya, 29 Mei 2021)

=== 

10. Jiwa Tenang

Rongga jiwa itu hanya satu tidaklah dua apalagi tiga. Biarkanlah jiwa tenang itu berenang dikolam hati suci untuk mencapai langit ketujuh akal sehat.
Jangan biarkan ia tersesat dibelantara gelap tanpa arah hingga lalai dan tak peduli lagi arah kembali.
Jangan rendahkan kehormatan kehambaan agar kita diberikan tiket
terbaik
pada penerbangan ke destinasi akhirat.
Agar kemulian sir roh mampu memandangNya.
 
(Dharmadjaya, 2 Juni 2021)

===

11. Pendirian

Terkadang... ketakutan ada melintas mengusik tentang mengabadikan sebuah nama yang bergelar pendirian pada hati.
Tatkala pendirian dihadapkan bujuk rayu mengatasnamakan argumen analisa entah nama lain... jangan egois.
Pendirian bukan soal keakuan yang harus selalu menang karena merasa lebih.
Tak harus sekokoh batu karang.
Ia juga lembut... hanya butuh atas nama pasrah pada Pencipta diriNya.
Agar pedih peri penyesalan tak mendera pasrah tak berdasar karena lapuknya usia.
 
(Dharmadjaya, 3 Juni 2021)

===

12. Penjajahan Mental

Tatkala dunia yang luas ini terasa sempit oleh pesatnya informasi tak terbendung.
Apakah juga akan terlahir generasi yang esensi dari eksistensi diri mereka sendiri menghilang ditelan raksasa.
Bukan sekedar penjajahan ekonomi namun racun mental mematikan yang disuguhkannya.
Berharaplah segera terlahir orang
hebat
yang dengan kilatan belatinya mampu membawa generasi itu keluar dari penjajahan mental.
 
(Dharmadjaya, 3 Juni 2021)

===



Tidak ada komentar: