13. Alampun Berzikir
Ketersesatan
berpikir tentang angin yang sering bertiup teramat pelan ditengah malam sebagai
pertanda kemalasannya adalah hakikat tak beretika dan menghancurkan nilai
estetika makna terkandung.
Demikian
api air serta tanah dan kandungannya sedang melaksanakan tugas tanpa membantah.
Hanya
kita... lah yang sesungguhnya teramat sering malas membantah dan berbuat salah,
sering lupa mengingatNya.
Demikian
alam semesta dan isinya berzikir mengagungkanNya.
Bahasa
zikir mereka indah agung mesra hanya kita tak mengerti caranya.
(Dharmadjaya,
4 Juni 2021)
===
Ketersesatan
berpikir tentang angin yang sering bertiup teramat pelan ditengah malam sebagai
pertanda kemalasannya adalah hakikat tak beretika dan menghancurkan nilai
estetika makna terkandung.
Demikian
api air serta tanah dan kandungannya sedang melaksanakan tugas tanpa membantah.
Hanya
kita... lah yang sesungguhnya teramat sering malas membantah dan berbuat salah,
sering lupa mengingatNya.
Demikian
alam semesta dan isinya berzikir mengagungkanNya.
Bahasa
zikir mereka indah agung mesra hanya kita tak mengerti caranya.
(Dharmadjaya,
4 Juni 2021)
===
14. Haqqul Yakin
Semut hitam sahabat lamaku bertanya.
Dimana batas alam semesta ataukah tak
berbatas. Akupun tersenyum dan kukatakan jika ia sebagai makhluk maka tentu
berbatas.
Hanya jika kita yang mengukur lewat empiris
penginderaan dan ilmu pengetahuan dan teknologi tentunya akal tak mampu
mencapai batasnya.
Kita hanya berada ditepian haqqul yakin
karena yang terbatas tak mungkin mencapai af'al yang tak terbatas kecuali
akalmu akan terbakar.
Sebagaimana hakikat ilmu.
Diapun tersenyum manis.
Lanjutku...
Namun jika hal iman yang wajib dipercayai
maka tenggelamkan dirimu sepenuhnya tanpa setitik keraguan lewat dalil aqli dan
naqli.
Nikmat dan musibah termasuk jembatan haqqul
yakin.
Maksudmu kata semut hitam.
Itu sekarang tugasmu.
Iapun tertawa lepas diiringi senyum manisku.
(Dharmadjaya, 4 Juni 2021)
===
Semut hitam sahabat lamaku bertanya.
Dimana batas alam semesta ataukah tak
berbatas. Akupun tersenyum dan kukatakan jika ia sebagai makhluk maka tentu
berbatas.
Hanya jika kita yang mengukur lewat empiris
penginderaan dan ilmu pengetahuan dan teknologi tentunya akal tak mampu
mencapai batasnya.
Kita hanya berada ditepian haqqul yakin
karena yang terbatas tak mungkin mencapai af'al yang tak terbatas kecuali
akalmu akan terbakar.
Sebagaimana hakikat ilmu.
Diapun tersenyum manis.
Lanjutku...
Namun jika hal iman yang wajib dipercayai
maka tenggelamkan dirimu sepenuhnya tanpa setitik keraguan lewat dalil aqli dan
naqli.
Nikmat dan musibah termasuk jembatan haqqul
yakin.
Maksudmu kata semut hitam.
Itu sekarang tugasmu.
Iapun tertawa lepas diiringi senyum manisku.
(Dharmadjaya, 4 Juni 2021)
===
15. Melangitlah
Semut
hitam sahabatku datang dan bertanya lagi.
Bukankah
bilangan itu tak pernah berakhir jika kita sebut suatu bilangan maka ketika
kita tambahkan berarti bilangan tersebut bukanlah yang terakhir sebagai batas.
Demikian
seterusnya.
Akupun
tersenyum padanya.
Bilangan
hanyalah sebuah konsep yang mewakili pengukuran.
Jika
bintang dilangit diukur jumlahnya maka pasti berbatas karena jika Tuhan
menciptakan satu saja lagi bintang maka jumlah bintang yang sebelumnya adalah
batasan dari keterbatasan.
Iapun
tersenyum manis.
Lanjutku...
Pikiran
kita terlalu sering dibatasi.
Jika
kita berdua membentangkan tali dibumi dari timur dengan arah berlawanan sampai
bertemu di barat maka bentuknya akan berupa lingkaran.
Hanya
kita yang tak mampu membayangkannya ketika posisi kita dibumi maka melangitlah
jiwa dan pikiranmu agar tubuhmu mau bersujud dibumiNya.
Adakah
tugasku hari ini katanya.
Tak ada
kataku.
Iapun
tertawa lepas seiring senyum manisku.
(Dharmadjaya,
4 Juni 2021)
===
Semut
hitam sahabatku datang dan bertanya lagi.
Bukankah
bilangan itu tak pernah berakhir jika kita sebut suatu bilangan maka ketika
kita tambahkan berarti bilangan tersebut bukanlah yang terakhir sebagai batas.
Demikian
seterusnya.
Akupun
tersenyum padanya.
Bilangan
hanyalah sebuah konsep yang mewakili pengukuran.
Jika
bintang dilangit diukur jumlahnya maka pasti berbatas karena jika Tuhan
menciptakan satu saja lagi bintang maka jumlah bintang yang sebelumnya adalah
batasan dari keterbatasan.
Iapun
tersenyum manis.
Lanjutku...
Pikiran
kita terlalu sering dibatasi.
Jika
kita berdua membentangkan tali dibumi dari timur dengan arah berlawanan sampai
bertemu di barat maka bentuknya akan berupa lingkaran.
Hanya
kita yang tak mampu membayangkannya ketika posisi kita dibumi maka melangitlah
jiwa dan pikiranmu agar tubuhmu mau bersujud dibumiNya.
Adakah
tugasku hari ini katanya.
Tak ada
kataku.
Iapun
tertawa lepas seiring senyum manisku.
(Dharmadjaya,
4 Juni 2021)
===
16. Bepergian yang Teramat Jauh
Hidup tak ada yang sempurna dan kekal,
rembulanpun tahu itu.
Diketika keharusan bepergian yang teramat
jauh adalah sebuah keniscayaan, bagai benang merah tipis rapuh putus dimana dan
kapanpun jua.
Ketakutan rasa takut...
meninggalkan istana megah kendaraan mewah,
perniagaan dan kesenangan, tentu bukanlah tentang itu.
Takut berpisah orang orang terdekat hanya
sebuah alasan yang tak beralasan karena bukan hak kita yang merasa paling mampu
menjaga dan memeliharanya.
Merasa tipisnya kualitas isi rekening
akhirat itu yang memungkinkan paling beralasan kita takut pergi menemuiNya.
(Dharmadjaya, 10 Juni 2021)
===
Hidup tak ada yang sempurna dan kekal,
rembulanpun tahu itu.
Diketika keharusan bepergian yang teramat
jauh adalah sebuah keniscayaan, bagai benang merah tipis rapuh putus dimana dan
kapanpun jua.
Ketakutan rasa takut...
meninggalkan istana megah kendaraan mewah,
perniagaan dan kesenangan, tentu bukanlah tentang itu.
Takut berpisah orang orang terdekat hanya
sebuah alasan yang tak beralasan karena bukan hak kita yang merasa paling mampu
menjaga dan memeliharanya.
Merasa tipisnya kualitas isi rekening
akhirat itu yang memungkinkan paling beralasan kita takut pergi menemuiNya.
(Dharmadjaya, 10 Juni 2021)
===
17. Konsekuensi
Tak
pernah diri pesan meminta bahkan menyogok akan kehadirannya di dunia.
Namun
terlalu sering diri lalai akan arti kehadiran itu.
Jiwa
berontak tak ingin ada derita dan batas dari kehadirannya, ingin hidup
berlama-lama.
Namun...
tak siap menerima konsekuensi semakin rapuhnya tulang dan lemahnya akal.
Ingin
memiliki kehadiran sepenuhnya dan hadir perkasa adalah sebuah ketidakmungkinan.
(Dharmadjaya,
10 Juni 2021)
===
Tak
pernah diri pesan meminta bahkan menyogok akan kehadirannya di dunia.
Namun
terlalu sering diri lalai akan arti kehadiran itu.
Jiwa
berontak tak ingin ada derita dan batas dari kehadirannya, ingin hidup
berlama-lama.
Namun...
tak siap menerima konsekuensi semakin rapuhnya tulang dan lemahnya akal.
Ingin
memiliki kehadiran sepenuhnya dan hadir perkasa adalah sebuah ketidakmungkinan.
(Dharmadjaya,
10 Juni 2021)
===
18. Pasrah
Kuyakin sangat bahwasanya itu bukanlah
dirimu yang sesungguhnya.
Yang hanya dengan masalah kecil tlah mampu
menenggelamkanmu kedasar samudera terdalam dan gelap.
Bagaimana mungkin hanya untuk menelan
sebutir pil pahit harus menghabiskan tiga tong air.
Sungguh luar biasa caramu menyikapi.
Kedewasaan bukan masalah usia, namun siapa
yang lebih mampu menyikapi.
Pasrah bukan berarti lemah.
Setelah segenap usaha, dan doa dipanjatkan
belum berbuah manis maka giliran pasrah untuk mengambil alih adalah sikap
termanis.
(Dharmadjaya, 11 Juni 2021
===
Kuyakin sangat bahwasanya itu bukanlah
dirimu yang sesungguhnya.
Yang hanya dengan masalah kecil tlah mampu
menenggelamkanmu kedasar samudera terdalam dan gelap.
Bagaimana mungkin hanya untuk menelan
sebutir pil pahit harus menghabiskan tiga tong air.
Sungguh luar biasa caramu menyikapi.
Kedewasaan bukan masalah usia, namun siapa
yang lebih mampu menyikapi.
Pasrah bukan berarti lemah.
Setelah segenap usaha, dan doa dipanjatkan
belum berbuah manis maka giliran pasrah untuk mengambil alih adalah sikap
termanis.
(Dharmadjaya, 11 Juni 2021
===
19. Melepas Ikatan
Lihatlah...
insting itu mencoba berlari-larian mengejar imajinasi dipesisir intuisi mencari
kerangnya ilham tuk melepaskan diri dari godaan dan ikatan dunia fana.
Menghantam
angkuhnya keakuan materialisme dan liberalisme dengan duduk sejenak berteman
yakin dipelataran tajarrud tuk memahami rasionalitas nilai dan tujuan mana yang
lebih berakal antara memilih kekal tinggal disekedar rumah dari batu bata
ataukah sementara tinggal diistana dari emas permata.
Agar...
Kuat
memegang panji komitmen dikawal pedang kemurnian dan totalitas.
(Dharmadjaya,
11 Juni 2021)
===
Lihatlah...
insting itu mencoba berlari-larian mengejar imajinasi dipesisir intuisi mencari
kerangnya ilham tuk melepaskan diri dari godaan dan ikatan dunia fana.
Menghantam
angkuhnya keakuan materialisme dan liberalisme dengan duduk sejenak berteman
yakin dipelataran tajarrud tuk memahami rasionalitas nilai dan tujuan mana yang
lebih berakal antara memilih kekal tinggal disekedar rumah dari batu bata
ataukah sementara tinggal diistana dari emas permata.
Agar...
Kuat
memegang panji komitmen dikawal pedang kemurnian dan totalitas.
(Dharmadjaya,
11 Juni 2021)
===
20. Talak Tiga
Disaat hisapan rokok kesayanganku
mengepulkan pertanda cinta yang mengikat erat, entah pada stadium berapa.
Tanpa kusadari capung kecil manis sahabatku
tlah ada disampingku dengan senyum kecilnya.
Perlahan ia mengajukan sapa, masihkah
hisapanmu itu mendominasi rasa hegemonimu.
Seberapa besar sudah kulihat usaha dan
kemauanmu untuk berpisah namun tak kunjung tiba.
Lalu... pintaku.
Bukan saja kau telah perlahan merusak tubuh
yang seharusnya kau jaga dan syukuri keberadaannya.
Namun harga rupiah yang kau sia-siakan yang
mungkin lebih bermanfaat untukmu atau orang lain. Meski terlihat sedikit namun
seberat zarahpun ada nilainya.
Kau harus berani mengucapkan talak padanya.
Talak berapa ujarku, apakah talak tiga cukup
karena kemungkinan kembali tetap ada.
Itu sekarang tugasmu sahut sahabatku.
Akupun tertawa kecil didampingi senyum
indahnya.
(Dharmadjaya, 13 Juni 2021)
===
Disaat hisapan rokok kesayanganku
mengepulkan pertanda cinta yang mengikat erat, entah pada stadium berapa.
Tanpa kusadari capung kecil manis sahabatku
tlah ada disampingku dengan senyum kecilnya.
Perlahan ia mengajukan sapa, masihkah
hisapanmu itu mendominasi rasa hegemonimu.
Seberapa besar sudah kulihat usaha dan
kemauanmu untuk berpisah namun tak kunjung tiba.
Lalu... pintaku.
Bukan saja kau telah perlahan merusak tubuh
yang seharusnya kau jaga dan syukuri keberadaannya.
Namun harga rupiah yang kau sia-siakan yang
mungkin lebih bermanfaat untukmu atau orang lain. Meski terlihat sedikit namun
seberat zarahpun ada nilainya.
Kau harus berani mengucapkan talak padanya.
Talak berapa ujarku, apakah talak tiga cukup
karena kemungkinan kembali tetap ada.
Itu sekarang tugasmu sahut sahabatku.
Akupun tertawa kecil didampingi senyum
indahnya.
(Dharmadjaya, 13 Juni 2021)
===
21. Tersesat
Jangan
biarkan diri dilenakan ilmu berlimpah jika hanya membuat tersesat dilabirinnya
hati.
Mensortir
dengan memilih memilah adalah menjadi betapa penting.
Sepenting
mengertinya kita.
Mengapa
betapa... tertusuk duri dan tersayat sembilu lebih nyeri, perih pedih daripada
sekedar paku dan belati.
Lebih
robeknya harga diri jika dihina daripada sekedar dihardik.
Menjadi
bijak memang tidak mudah namun pembiaran pada ketidakbijakan ialah ia yang
terjebak diujung jalan tanpa ada jalan lagi.
(Dharmadjaya,
13 Juni 2021)
===
Jangan
biarkan diri dilenakan ilmu berlimpah jika hanya membuat tersesat dilabirinnya
hati.
Mensortir
dengan memilih memilah adalah menjadi betapa penting.
Sepenting
mengertinya kita.
Mengapa
betapa... tertusuk duri dan tersayat sembilu lebih nyeri, perih pedih daripada
sekedar paku dan belati.
Lebih
robeknya harga diri jika dihina daripada sekedar dihardik.
Menjadi
bijak memang tidak mudah namun pembiaran pada ketidakbijakan ialah ia yang
terjebak diujung jalan tanpa ada jalan lagi.
(Dharmadjaya,
13 Juni 2021)
===
22. Kesetiaan
Dialah yang Esa.
Yang keAgunganNya tak goyah terpengaruh
sedikitpun oleh baik buruknya kita.
Telah Mulia Dia dengan sendirinya.
Dialah Panglima Tertinggi Yang Maha Gagah
Terhormat.
Tentaranya meliputi langit bumi...
virus, angin, meteor hingga malaikat akan
dengan mudah menyudahi kesombongan kapan dan dimanapun.
Jadilah prajurit terlatihNya yang tetap
setia apapun realitas tersaji dihadapan.
Jangan pernah pasrahkan kesetiaan,
sebagaimana seseorang telah memasrahkan kendaraan dan rumahnya pada kunci.
(Dharmadjaya, 14 Juni 2021)
===
Dialah yang Esa.
Yang keAgunganNya tak goyah terpengaruh
sedikitpun oleh baik buruknya kita.
Telah Mulia Dia dengan sendirinya.
Dialah Panglima Tertinggi Yang Maha Gagah
Terhormat.
Tentaranya meliputi langit bumi...
virus, angin, meteor hingga malaikat akan
dengan mudah menyudahi kesombongan kapan dan dimanapun.
Jadilah prajurit terlatihNya yang tetap
setia apapun realitas tersaji dihadapan.
Jangan pernah pasrahkan kesetiaan,
sebagaimana seseorang telah memasrahkan kendaraan dan rumahnya pada kunci.
(Dharmadjaya, 14 Juni 2021)
===
23. Malu
Dulu ia
yang berburuk sangka pada Tuhannya karena cobaan dan ujian datang silih
berganti, kini ia menutup aurat, malu padaNya untuk berlari dari kenyataan
meski terasa pahit.
Hidup
terus saja berjalan tak mau menungggu mimpi jadi kenyataan.
Kini ia
selalu melangkah kuat diiringi senyum dengan sebuah inspirasi agar langkah
hanya bersandar padaNya.
Bukan
karena merasa kuat, tapi karena yakin Dia Yang Maha Kuat selalu bersama dengan
langkahnya.
(Dharmadjaya,
15 Juni 2021)
===
Dulu ia
yang berburuk sangka pada Tuhannya karena cobaan dan ujian datang silih
berganti, kini ia menutup aurat, malu padaNya untuk berlari dari kenyataan
meski terasa pahit.
Hidup
terus saja berjalan tak mau menungggu mimpi jadi kenyataan.
Kini ia
selalu melangkah kuat diiringi senyum dengan sebuah inspirasi agar langkah
hanya bersandar padaNya.
Bukan
karena merasa kuat, tapi karena yakin Dia Yang Maha Kuat selalu bersama dengan
langkahnya.
(Dharmadjaya,
15 Juni 2021)
===
Tidak ada komentar:
Posting Komentar