Jilid I berjudul "Biarkanku Apa Adanya".
Semoga bermanfaat.
Amin.
[22:12, 7/24/2016] +62 822-5006-5432:
1. "Dua Sisi Hatiku"
Terkadang aku sangat merindukan teman namun kesendiriankupun sangat kurindukan, duhai dua sisi hatiku, berdamailah engkau agar aku tak lelah (Darma, 24 juli 2016)
[22:41, 7/24/2016] +62 822-5006-5432:
2. "Siapa Aku"
Duhai Pencipta Alam, telah lelah kucari tau siapa sesungguhnya diriku. Bukalah sedikit saja untukku agar asaku tergerak menggapaiMu. (Darma, 24 juli 2016)
[22:47, 7/24/2016] +62 822-5006-5432:
3. "Harummu"
Harummu tercium sampai dikejauhan tak bertepi. Tapi maukah kau bersujud. (Darma, 24 juli 2016)
[08:56, 7/25/2016] +62 811-514-863:
Dharma.. bagus tu puisi2nya malam td.. dibukukan aja.. kena dibagi satu2 lwn kakawanan pas kita batamuan. Jaya Kresna.
[18:11, 7/25/2016] +62 822-5006-5432:
4. "Kopi Bersianida"
Andai engkau sudah tak suka lagi padaku, janganlah kau suguhi aku secangkir kopi vietnam bersianida. Cukuplah engkau suapi aku sesendok madu kehidupan bercampur anggur kerinduan agar aku mampu memahami apa arti dari sebuah pertemanan. (Darma, 25 Juli 2016)
[18:39, 7/25/2016] +62 822-5006-5432:
5. "Selembar Kenangan"
Dikedahuluan ada selembar kenangan yang samar-samar. Kucoba untuk mengcopypastenya namun tetap nampak buram, tersadarlah aku masa lalu hanyalah kenangan yang hanya dapat diambil hikmahnya. (Darma, 25 Juli 2016)
[19:54, 7/26/2016] +62 822-5006-5432:
6. "Kerikil Kecil"
Ditengah perjalanan hidup dan kehidupanku kujumpai sebutir kerikil kecil berkilau indah semoga ia berubah menjadi mutiara terindah yang mampu menerangi langkahku menuju mata air pelepas dahaga (Darma, 26 Juli 2016)
[08:12, 7/27/2016] +62 822-5006-5432:
7. "Berkunjung"
Sudahkah engkau memakai pakaian terindah. Namun jangan lupa kau harumi tubuh dan hatimu karena sebentar lagi aku akan berkunjung bukan hanya dipelataran depan tapi sampai kelubuk hatimu terdalam (Darma, 27 Juli 2016) buat temanku untung bijaksana.
[20:33, 7/27/2016] +62 822-5006-5432:
8. "Pengembara"
Kulihat seseorang bersujud diatas tumpukan dosanya diiringi air mata berkilauan menetes. Perlahan hatinya meleleh setelah sekian lama membeku oleh bisingnya dunia. Sadar kini ia adalah pengembara yang fana (Darma, 27 Juli 2016). Ini untuk fatah.
[22:27, 7/27/2016] +62 822-5006-5432:
9. "Empuknya Pembaringan"
Suara merdu jangkrik kecil mengiringi langkah teman-temanku menuju empuknya pembaringan. Tuhanku, selimutilah dengan kasih sayangMu. (Darma, 27 Juli 2016).
[13:40, 7/28/2016] +62 822-5006-5432:
10. "Tunas Bangsa"
Ditengah kehidupan yg mendera tanggung jawab dan kewajiban ada sebongkah harapan ditepi keinginan. Semoga tumbuh subur tunas-tunas bangsa yg mampu memberi nilai kemajuan bangsa. (Darma, 28 Juli 2016). Buat alifku.
[14:17, 7/28/2016] +62 822-5006-5432:
11. "Tekad"
Perahuku hanyalah perahu layar namun perahuku mampu mengendalikan laut lepas nan ganas dan mengantarkanku ke pulau harapan hanya dengan tekad membara (Darma, 28 Juli 2016)
[15:35, 7/28/2016] +62 822-5006-5432:
12. "Untaian Kata"
Kuukir perlahan dengan penuh kehati-hatian untaian kata yang ingin kualamatkan padamu namun aku takut kau memberi nilai dibawah harapan atas jerih payahku. (Darma, 28 Juli 2016)
[16:47, 7/28/2016] +62 822-5006-5432:
13. "Malam Jumat"
Teman-teman bertanya tentang malam jumat. Kukatakan pada mereka, bagiku semua malam sama saja yang terpenting dan sangat-sangat penting bagiku ketika kuingin landasan harus siap untuk menerbangkanku kealam nirwana (Darma, 28 Juli 2016) buat jaya
[10:28, 7/29/2016] +62 822-5006-5432:
14. "Senyum Tipis"
Senyummu amat kunantikan walau hanya senyum tipis penghias bibir namun dapat meluaskan dadaku yang selama ini terasa sempit (Darma, 29 Juli 2016)
[10:35, 7/29/2016] +62 822-5006-5432:
15. "Janji Indah"
Krikil-krikil kecil tajam itu telah melukai perjalananku yang menanjak lagi sulit. Hanya janji indahmu yang membuatku terbuai tuk melanjutkan perjalanan tanpa mendahulukan logika. (Darma, 29 Juli 2016)
[12:28, 7/29/2016] +62 822-5006-5432:
16. "Lunturnya Keakuan"
Suasana nampak hening dikedalaman imam melantunkan suara kebenaran, aku terhanyut didalamnya. Terasa karat hati yang mengotori membawa kepedihan kebaikan. Adakah ini pertanda lunturnya keakuanku. (Darma, 29 juli 2016)
[12:42, 7/29/2016] +62 822-5006-5432:
17. "Undangan"
Kedatanganmu kerumahku teramat kutunggu. Pohon kerinduan telah melemahkan akarnya. Maukah kalian memyiraminya dengan sedikit menampakkan wajah indahmu. (Darma, 29 juli 2016)
[19:47, 7/31/2016] +62 822-5006-5432:
18. "Khawatir"
Kubaca di w.a group kita, Kalian banyak bertanya tentang aku seolah sangat mengkhawatirkan keberadaanku, kejelaskan dengan tulus hanya padamu, aku telah mengelilingi banyak tikungan namun hatiku tetap ingin kembali padamu meski ditukar dengan setumpuk kebahagiaan lain. (Darma, 31 Juli 2016)
[21:15, 8/2/2016] +62 822-5006-5432:
19. "Bosan"
Terkadang kita merasa bosan atas aktivitas keseharian kita. Namun kita harus berani menyelipkan sedikit waktu malam untuk kebersamaan, agar hari esok lebih beda dari hari ini. (Darma, 2 Agustus 2016)
[20:45, 8/3/2016] +62 822-5006-5432:
20. "Sahabat Kentalku"
Asap rokokku mulai mengepul mengiringi langkah malamku, kopi jahe nampak cemburu seakan kunomorduakan. Kukatakan pada mereka bahwa kalian berdua sahabat kentalku yang tak terpisahkan satu dengan yang lain, siapa lagi yang kan menemaniku jika kalian telah tiada. (Darma, 3 Agustus 2016)
[22:25, 8/3/2016] +62 822-5006-5432:
21. "W.A ku"
Malam semakin beranjak larut, telah berjam-jam kutatapi w.a di laptopku, kadang w.a di hp ku, kadang kuotak atik untuk mengisi acara terbaik bersama sahabat-sahabat terbaikku, moga terukir indah manfaatnya merekatkan silaturahmi diantara kami. (Darma, 3 Agustus 2016)
"HAYALAN"
Dikejauhan tercium harumnya kasih dan sayang
Kian mendekat dan semakin mendekat
Kenyataannya terlalu sulit untuk tersentuh
Karena hati kecil mengatakan " ia bukan untukmu ", ENTAHLAH?
JIKA bukan, BIARLAH kuberlari
menjauh, sejauh tempat persembunyian
yang tak mungkin terjangkau oleh jejak
Moga tak pernah rasa sesal menghampiri
BIARLAH ia tertulis dalam catatan nurani
sampai saatnya terhapus oleh akhir kehidupan ( Darma, Des' 1998 )
"TERSENTAK"
Lakon penguasa
acungkan jari
perintah harus terlaksana
busungkan dada
tanpa nurani
Keangkuhan, kesombongan
butakan mata
pekakkan telinga
tutupi hati
Silemah hanya mampu mengadu
kepada Penguasa Mutlak
Raja sekalian penguasa
ketika pintu langit terbuka
tersentaklah lakon penguasa
betapa ia teramat lemah
hina, tanpa daya ( Darma, th. 2006 )
"TIADA SIA"
Hijau, kuning
penuh, tak terlewat
tiada sia
Besar, kecil
segala, tak tersisa
tiada sia
Tawa, tangis
bercampur, tak terkata
tiada sia
'tak tersebut
'tak ter...
Kau Maha Sempurna ( DARMA, Des' 1996 )
"KEAKUAN" :
Jangan awali hidup dengan keakuan lantas mengakhiri dengan sombongnya keakuan. (DARMA, 11 januari 2010 )
"SEBATANG BAMBU KERING" :
Aku hanyalah sebatang bambu kering.
Dulu aku dipuja karena keanggunanku !!!
Kini aku tak dipedulikan sedikitpun ???
Mungkin saatnya kusadari, aku dulu tiada dan akan kembali tiada, semoga telah bermakna bagi yang lain. (DARMA, Lupa tgl. th.)
"GELITIK KEAKUAN" :
Terkadang ketika sendiri atau bersama orang lain melintas gelitik ingin menjelaskan siapa aku, dan merasa senang jika disebut-sebut siapa aku. Jauhkanlah ya Allah gelitik itu, karena hanya Engkau yang pantas dipuji. (DARMA, LUPA KASIH TGL.)
[18:22, 8/7/2016] +62 822-5006-5432:
22. "Tempat Aman"
Kuterbuai oleh tarikan lengan-lengan dunia yang menawarkan sejuta kenikmatan, adakah tempat aman buatku yang dapat kau tawarkan padaku sebagai pilihan. (Darma, 7 Agt 2016))
[19:26, 8/7/2016] +62 822-5006-5432:
23. "Iqra"
iqra, Allah (Darma, 7 Agt 2016)
Puisi terpendekku sampai dengan saat ini.
[20:17, 8/7/2016] +62 822-5006-5432:
24. "Belenggu"
Sering kumerenung
Sedih berkepanjangan
Duka mendalam
Hari terlewatkan
Harum mempesona
Indah menyilaukan
Terjebakku
Rantai membelenggu
Duhai Pemilik Kehidupan
Temani aku
(Darma, 7 Agt 2016)
[21:21, 8/8/2016] +62 822-5006-5432:
25. "Ragu"
Kawanku bertanya. Janganlah engkau sembunyi dibalik tirai rembulan. Apa engkau masih ragu. (Darma, 8 Agt 2016)
[21:38, 8/8/2016] +62 822-5006-5432:
26. Indonesiaku"
Kan kami persembahkan tiap tetesan darah untukmu Indonesiaku. Tetaplah berkibar dengan anggun sang merah putihku. Janganlah engkau ragu, kamilah pembela setiamu. (Darma, 8 Agt 2016)
[22:25, 8/8/2016] +62 822-5006-5432:
27. "Pesawatku"
Pesawatku kan terbang tinggi mengangkasa mengantar mimpi kealam nyata. Diseberang pulau tlah menanti belahan masa lalu. Waktu terasa sesakkan dada, bila juakah saatnya bersua tiba. (Darma, 8 Agt 2016)
[22:57, 8/8/2016] +62 822-5006-5432:
28. "Oh Malunya"
Ketika bintang-bintang berterbangan mengelilingi pusaran akalku, kucoba menghitungnya, aku malahan tertawa sendirian bingung menghitung jumlahnya. Kutambah sebotol lagi semakin pusing, malahan kacang yang menemani ikut mentertawakanku. Oh malunya diriku. (Darma, 8 Agt 2016)
[17:16, 8/16/2016] +62 822-5006-5432:
29. "Aku Lemah"
Hidup penuh beban
Hari tak peduli
Kadang tersentak
Kulalui kembali
Semakin keras tersentak
Aku takut
Aku lemah
(Darma, 16 Agustus 2016)
[17:30, 8/16/2016] +62 822-5006-5432:
30. "Engkau"
Engkau hadir persis disamping singgasanaku, mahkotaku nampak gagah.
Namun engkau tak bersuara, apakah engkau terkulai.
(Darma, 16 Agt 2016)
[19:38, 8/16/2016] +62 822-5006-5432:
31. "Terpana"
Duhai Tuhanku
Sisihkanlah sepenggal rembulan dipojok birunya hatiku
Kirimkanlah terang mentari lewat saluran nadiku
Agar kuterpana menatap Wajah AnggunMu
(Darma, 16 Agt 2016)
[06:26, 8/17/2016] +62 822-5006-5432:
32. "Tak Berarti"
Tanpamu aku tak berarti.
Engkau penguat langkah kami di wa group.
Jangan pernah hentikan candamu, berita darimu, musikmu.
Teruslah berinovatif.
Kami kan menyertaimu.
(Darma, 17 Agt 2016)
[06:59, 8/17/2016] +62 822-5006-5432:
33. "Bolehkan"
Burung terbang melayang indah.
Ikan menari gemulai.
Rusa berlari lincah.
Bolehkan aku demikian
(Darma, 17 Agt 2016)
[19:45, 8/19/2016] +62 822-5006-5432:
34. "Baca Puisi"
Petinggi negeri membaca puisi.
Hidup penuh puisi.
Seluruh alam berpuisi.
Bawa kebenaran.
Hancurkan kegelapan hati.
(Darma, 19 Agt 2016)
[20:07, 8/20/2016] +62 822-5006-5432:
35. Kemerdekaan Diri Harga Mati"
Berliuk-liuk hidup temanku bagaikan ular.
Kadang menuruni lembah dalam nan curam.
Kadang mendaki gunung karang nan terjal.
Namun dihatinya tetap bertekad, "kemerdekaan diri harga mati"
(Darma, 20 Agt 2016)
[20:59, 8/20/2016] +62 822-5006-5432:
36. "Pertahankan"
Jika 2 + 2 = 5, maka akan kuberikan 1 untuk teman baikku alif agar hasilnya tetap 4.
Jika 2 + 2 = 3, maka akan kumohon pada sahabat karibku untung untuk memberiku 1 agar hasilnya tetap 4.
Namun bila hasil 2 + 2 = 4, maka akan kusampaikan laporan kepada kawan dekatku basid agar tetap dijaga dan dipertahankan.
"MERDEKA". (Darma, 20 Agt 2016)
[08:32, 8/21/2016] +62 822-5006-5432:
37. "Benih Damai"
Aku hirup segepok udara pagi mengawali keceriaan dedaunan kehidupan.
Ditemani kopi hangat rasa syukur kan nafas yang masih berhembus.
Kutaburkan benih damai buat temanku moga berbuah manfaat.
(Darma, 21 Agt 2016) Buat alif temanku.
[11:20, 8/21/2016] +62 822-5006-5432:
38. "Perkemahan Himalaya"
Kawanku ...
Usia kita beranjak kian menua, perlahan menapaki jalan renta.
Namun,
Kita wahai kawan...
Semangat haruslah tetap bergelora menggapai puncak tinggi perkemahan himalaya.
(Darma, 21 Agt 2016)
[12:00, 8/21/2016] +62 822-5006-5432:
39. "Entah"
Gayaku lagak pejabat penting saja.
Hariku seolah penuh kepentingan.
Tiada tersisa.
Entah dibuat sibuk atau memang sibuk.
Entah...
Maafkan aku yang tak penting ini.
(Darma, 21 Agt 2016)
[12:16, 8/21/2016] +62 822-5006-5432:
40. "Penikmat Kesendirian"
Duhai, Pemilik Kekuasaan.
Aku nampak terlihat tegar diwajah teman-temanku.
Namun sesungguhnya..
Aku teramat pemalu.
Aku pemilik kepribadian ganda.
Aku sesungguhnya pendiam, penikmat kesendirian.
Maafkan aku.
(Darma, 21 Agt 2016)
[18:26, 8/21/2016] +62 822-5006-5432:
41. "Penggantimu"
Rokokku...
Mengapa engkau perlahan ingin meninggalkanku.
Engkau naikkan harga dirimu.
Sedang kopi masih tetap setia.
Adakah engkau bosan padaku.
Padahal setiap kali mengawali, selalu kunyalakan api cinta diujung dirimu.
Kukecup dirimu berulang-ulang penuh rasa.
Jika memang harus berpisah, biarkanlah aku mencari penggantimu.
(Darma, 21 Agt 2016)
[19:02, 8/21/2016] +62 822-5006-5432:
42. "Ego Lelaki"
Terkadang bahkan sering lelaki terlalu egois.
Hanya keinginan dan ambisinya yang harus dinomorsatukan.
Meski kadang ia sendiri harus bertekuk lutuk dikaki wanita.
Untuk pertama kalinya.
Selanjutnya.... Kembali egonya bernyanyi.
( Darma, 21 Agt 2016)
[06:47, 8/22/2016] +62 822-5006-5432:
43. "Pagi Indah"
Pagi indah, cerah
Bawa kehangatan
Jiwa renyah
Raga lentur
Siap kerja
Siap mengabdi
Diiringi doa
Semoga bernilai amat baik
DisisiNya
(Darma, 22 Agt 2016)
[19:50, 8/22/2016] +62 822-5006-5432:
44. "Terlena"
Pucuk cemara mungil mengalun indah suara zikir.
Paruh burung pelatuk tajam menusuk kedalam tafakur.
Aku nan terlena dibuai mimpi berkepanjangan.
Duhai Pemilik Keindahan.
Tariklah aku kedalamMu.
(Darma, 22 Agt 2016)
[20:03, 8/22/2016] +62 822-5006-5432:
45. "Jangkrik"
Disela-sela rumput depan rumahku terdengar suara jangkrik, seolah menyapaku.
Apa kabar kawan, sedang apa engkau, mengapa tersenyum sendiri.
Malunya aku.
Kusahut dengan ramah, aku sedang bersilaturrahmi dengan sahabat-sahabat lamaku yang sampai kini masih bersahabat.
Dan smoga sampai pertemuan di surga Nya.
Amin, alampun ikut menyahut.
(Darma, 22 Agt 2016)
[20:33, 8/22/2016] +62 822-5006-5432:
46. "tawakal"
Dinding rumah temanku retak.
Atapnya bocor.
Lantainya mulai miring.
Bahkan pintu rumahnya sulit untuk dikunci.
Cermin dikamar mulai pudar.
Pakaian kusut.
Sudah tak tertata lagi.
Hidup begitu menghimpit.
Menghantam keras.
Namun ia tahu, ketika usaha dan doa sudah tak tertapaki lagi.
Maka tawakal akan membawanya kepersimpangan jalan yang tak terduga.
(Darma, 22 Agt 2016)
[21:34, 8/22/2016] +62 822-5006-5432:
47. "Menangis"
Oh... Angin malam, Bulan dan Bintang.
Kenalkah kalian akan daku.
Jika tidak.
Kukenalkan, akulah si pengembara sesaat.
Tahukah kalian, kemana tujuanku.
Jika tidak.
Aku sedang berlayar menuju pelabuhan fana.
Kalian bertanya, untuk apa.
Akupun menangis.
Aku ingin menampaki Wajah CantikNya.
(Darma, 22 Agt 2016)
[21:55, 8/22/2016] +62 813-1931-1665:
Muantapppppoppp
Semakin mlm semakin dingin...walau dekapmu semakin erat....tak terasa 25 thn dlm hembusan nafas yg sama....
Untung...agt 2016
Kaluai dicetak jd maumpatakan
[22:28, 8/22/2016] +62 822-5006-5432:
48. "Cintaku"
Sayang...
Dulu dekapmu sangat erat, sulit untuk kulepaskan meski kekerahkan seluruh upayaku.
Kasih...
Dulu ciummu teramat mesra, mengalahkan tiupan angin semilir yang meninabobokan.
Cinta...
Dulu kau sayangi aku penuh belaian.
Tapi kini...
Kau bukanlah yang dulu lagi.
Kau sibuk dengan urusan yang lain.
Tapi. .
Aku teramat mengerti.
Kau lakukan itu hanya semata untuk memperkuat layar perahu kita.
(Darma, 22 Agt 2016)
[18:27, 8/23/2016] +62 822-5006-5432:
49. "Nenek"
Nenek...
Untuk apa engkau mengangkat senjata.
Sebaiknya engkau duduk manis ditaman belakang rumah menatap bunga yang sedang mekar.
Biarlah kini giliran yang muda-muda untuk berjuang.
Nenek...
Untuk siapa engkau mengangkat senjata.
Sebaiknya engkau istirahat di depan rumah sambil mencicipi hidangan.
Kami malu nek !
Serahkan semua pada anak cucu nenek tentang bagaimana mengisi dan mempertahankan kemerdekaan.
(Darma, 23 Agt 2016)
[21:05, 8/24/2016] +62 822-5006-5432:
50. "Kematian"
Ujung tombak runcing telah mengarah tepat dijantungnya.
Samurai super tajam dingin menempel dilehernya.
Namun kematian tak kunjung datang, meski kematian bagai benang yang sangat tipis dan rapuh.
Karena itu urusan Pemilik Kehidupan.
(Darma, 24 Agt 2016)
[16:24, 8/25/2016] +62 822-5006-5432:
51. "Payah"
Dia, kawanku.
Pintar, berpendidikan.
Kaya, bergelimang.
Punya jabatan, penuh pengaruh.
Namun dia sangat sedih dengan semua itu, tak seorangpun temannya yang mau menunjukkan kekurangannya.
Hanya aku yang dianggapnya jujur, padahal aku hanya mengatakan "kamu payah".
(Darma, 25 Agt 2016)
[17:09, 8/25/2016] +62 822-5006-5432:
52. "Lupa"
Diatas meja hanya ada beberapa piring kosong dan gelas yang hampa.
Datanglah selembar kerupuk yang menawarkan dirinya dan kukatakan maaf, terima kasih.
Lalu datang setusuk sate, kukatakan pula, maaf makasih banyak.
Tak lama berselang datanglah 2 butir telur bebek setengah matang bercampur madu arab.
Langsung kureguk tak bersisa sampai aku lupa untuk menyampaikan rasa terima kasihku.
(Darma, 25 Agt 2016)
[19:59, 8/25/2016] +62 822-5006-5432:
53. "Malam Jumat Terakhir"
Malam jumat ini, temanku telah menyebarkan heharuman disetiap sudut rumah dan tak terkecuali didirinya.
Malam jumat ini, ia telah mengkonsumsi berbagai makanan dan minuman penambah energi dari yang murah sampai termahal.
Dia telah persiapkan secara maksimal bahkan cenderung teramat istimewa.
Malam jumat ini, baginya seolah malam jumat terakhir.
Ia tak ingin terlewatkan.
Ia ingin mendekati Tuhannya.
(Darma, 25 Agt 2016)
[21:02, 8/25/2016] +62 822-5006-5432:
54. "Ilmu"
Ya Allah.
Berilah aku, ilmu dunia, ilmu akhirat sebanyak-banyaknya yang mampu mendekatkanku hanya padaMu.
Ya Allah.
Berilah hamba, ilmu laduni, ilmu rabbani yang mampu meluluh lantakkan tirai baja penghalang antara ku dan Kau.
(Darma, 25 Agt 2016)
[18:27, 8/27/2016] +62 822-5006-5432:
55. "Lelah"
Aku datang.
Teramat lelah.
Seharian dijalanan.
Penuh pengalaman kutimba.
Meski sumur ilmu semakin dalam rasanya tuk kucelup.
Mungkin usia.
Kan kuhirup jika memang terpaksa.
Aku datang dan lelah.
(Darma, 27 Agt 2016)
[21:28, 8/27/2016] +62 822-5006-5432:
56. "Antara"
Antara martapura dan cempaka.
Kumerenung ada apa disana.
Antara martapura cempaka.
Kucoba tebak.
Tepat tebakanku.
Secangkir kopi ditemani kue penghias malam.
(Darma, 27 Agt 2016)
[22:21, 8/27/2016] +62 822-5006-5432:
57. "Debu Kecil"
Diperjalanan ku pulang, cempaka martapura.
Ada sebutir debu kecil terbang kearah mataku.
Aku menghindar
Ia pun tersenyum mungil.
Takutkah kau padaku katanya.
Aku takut kau melukai mataku yang amat berharga ini.
Ia pun kembali tersenyum indah.
Katanya :
Aku hanya ingin singgah dihatimu melewati celah matamu agar engkau mengerti. Meski aku kecil, sungguh aku pun mempunyai nilai.
Dunia tak lengkap tanpa aku.
(Darma, 27 Agt 2016)
[23:05, 8/27/2016] +62 822-5006-5432:
58. "Malamku"
Malam kian beranjak larut.
Mata kian terasa berat.
Seharian menapaki jalan kehidupan.
Keseduh secangkir kopi, agar mampu menemani malamku.
Jika kutertidur, maafkanlah aku sobat.
Izinkan aku bermimpi indah.
Mimpi tentang indahnya hari esok.
(Darma, 27 Agt 2016)
[23:15, 8/27/2016] +62 822-5006-5432:
59. "Aku dan Kau"
Aku dan kau.
Ada jarak.
Ada batas.
Penghalang.
Aku kau
Dibatasi waktu.
Dibatasi ruang.
Sebab dan lainnya.
Kebersamaan bukan tuk dimiliki.
Tapi...
Diisi,
dan diberi makna.
(Darma, 27 Agt 2016)
[23:35, 8/27/2016] +62 822-5006-5432:
60. "Takdir"
Dipinggiran hutan rimba.
Seekor rusa dikejar macan tutul.
Kuhentikan mereka.
Macan tutul mengapa kau kejar rusa.
Aku lapar katanya.
Rusa kenapa engkau tidak menangis.
Untuk apa aku menangis jawabnya.
Bukankah tugasku hanya berlari kencang sekuatku.
Tidakkah kau sadari, tiap saat takdir selalu mendampingi kita.
(Darma, 27 Agt 2016)
[07:59, 8/28/2016] +62 822-5006-5432:
61. "Tanpa Mimpi"
Raga segar kembali.
Setelah dibelai tidur malamku.
Meski tanpa mimpi.
Mungkin lelah kemarin.
Jiwa lentur lagi.
Setelah dipeluk malam indahku.
Walau tanpa mimpi.
(Darma, 28 Agt 2016)
[19:07, 8/28/2016] +62 822-5006-5432:
62. "Mimpi"
Kapal pesiar mewah itu terdampar dipulau misteri.
Tiada selamat, kecuali aku.
Tlah dua hari tanpa pertolongan.
Hanya tetesan air sisa hujan, menolong nafasku.
Capung menghampiriku, mengajak pulang.
Mengantar kedepan istana kecilku.
Aduh...
Ternyata terdampar di mimpi awal malamku.
(Darma, 28 Agt 2016)
[19:16, 8/28/2016] +62 822-5006-5432:
63. "Izin"
Mukidi telpon aku, mohon izin lanjutkan kisah lucunya.
Tak lama, ada sms mohon izin sama darinya usman.
Aku sangat mengizinkan ujarku, asal tidak melukai rasa.
Hidup revolusi mental.
(Darma, 28 Agt 2016)
[19:29, 8/28/2016] +62 822-5006-5432:
64. "Kerinduan"
Temanku...
Kucari kau di kedalam bumi, tak ada.
Kuteropong kau di pusaran galaxy, pun tiada.
Jangan kau biarkan kerinduan ini kian menyayat dalam.
Temanku...
Dimana engkau ?
Kepada siapa lagi aku harus mohon izin ngopi, jika jejakmupun tak kutemukan.
(Darma, 28 Agt 2016)
[21:06, 8/28/2016] +62 822-5006-5432:
65. "Rahmat"
Diluar...
Dingin
Menusuk
Gigil
Gemeretak
Berselimutku
Hujan...
Gembira
Rahmat
Awal musim
(Darma, 28 Agt 2016)
[21:23, 8/28/2016] +62 822-5006-5432:
66. "Kenangan Terindah"
Teringatku.
Disuatu sore itu.
Kau tersenyum amat manis padaku.
Penuh goda.
Kutersanjung.
Membumbung.
Tapi itu ...
Teramat dulu.
Sadar aku.
Bunga mekar harum itu.
Bukan lagi bagian ku.
Kau kini hanya bagian dari kenangan terindahku.
(Darma, 28 Agt 2016) buat jaya wan untung.
[17:30, 8/29/2016] +62 822-5006-5432:
67. "Dingin"
Tlah hujan mendua hari.
Jemari kini mulai putih beku.
Disapa gigil dingin.
Stmj menawarkan diri.
Kehangatan malam menyelimuti.
Tergantung putusan sang cuaca dan karib yang menemani.
(Darma, 29 Agt 2016)
[20:15, 8/29/2016] +62 822-5006-5432:
68. "Berdamai"
Semilir angin kehidupan, senandungkan lagu cinta.
Diiringi musik murni ala alam tanpa bercampur.
Insan coba menggubah.
Memberi rasa bercampur luka pedih.
Karena kepentingan, tak mampu menahan.
Desakan.
Tekanan.
Maukah kita berdamai meski sejenak.
Agar lagu cinta itu mengalun merdu.
(Darma, 29 Agt 2016)
[20:24, 8/29/2016] +62 822-5006-5432:
69. "Jiwaku"
Sisa-sisa perjuangan kian menipis.
Kurang bekal.
Masih dahaga.
Kurang memberi, berharap kemilau.
Kurang dekat, masih tergoda.
Berbaliklah segera duhai jiwaku yang masih terpenjara.
(Darma, 29 Agt 2016)
[20:40, 8/29/2016] +62 822-5006-5432:
70. "Maqam"
Fanaku dalam baqaMu.
Kulirik maqam tobat.
Kejenguk syukur dan sabar.
Kucelup rasa harap serta takut akanMu.
Terus....
Maqam ikhlas juga ridho terbuka.
Inginnya aku masuk.
Izinkan aku masuk duhai Penciptaku, tempat yang hamba nyaman dan memiliki lorong kesegalanya.
(Darma, 29 Agt 2016)
[06:45, 8/30/2016] +62 822-5006-5432:
71. "Menanam"
Pagi yang tenang.
Damai.
Penuh ceria.
Kulangkahkan kaki.
Pelan, bermakna.
Masih meniti alur yang kemarin.
Tak mengapa !
Kuhujamkan asa.
Tuk menanam, semoga berbuah.
Amin.
(Darma, 30 Agt 2016)
[09:52, 8/30/2016] +62 822-5006-5432:
72. "Salam"
Datangnya si kawan yang menghilang, membawa semangat baru.
Salam persahabatan.
Jangan hentikan candamu.
Berikan apa yang dipunya.
(Darma, 30 Agt 2016)
[19:51, 8/30/2016] +62 822-5006-5432:
73. "Khabarku"
Baik, tak kurang satu juapun khabarku, sehat beserta keluarga.
Moga engkau juga yang disana
Lahir sehat pun batin.
Penuh senyum dari kejauhan.
Diiringi doa balasan dari balik tirai.
(Darma, 30 Agt 2016)
[09:12, 8/31/2016] +62 822-5006-5432:
74. "Terburu-buru"
Sunyi sepi hari ini.
Tak ada salam pagi.
Semua sibuk.
Mungkin terburu-buru.
Tak mengapa !
Lewat doa pagimupun memadai.
Mengalir sejuk kebatin sahabat.
Membawa damai.
(Darma, 31 Agt 2016)
[10:52, 8/31/2016] +62 822-5006-5432:
75. "Lepas"
Rantai dan jeruji itu menghalangi untuk berkelana.
Kerja menumpuk menunggu belaian.
Namun jiwa masih mampu melanglang lewat medsos.
Berkirim kabar.
Menatap dunia luar.
Jiwa tak mampu ditawan.
Lepas terbang tinggi melayang.
Kemana suka.
(Darma, 31 Agt 2016)
[14:20, 9/2/2016] +62 822-5006-5432:
76. "Temanku Berujar"
Dunia tanpa air, tak kan ada kehidupan.
Hidup perlu ini itu.
Ketergantungan.
Hiasan.
Segala.
Namun...
Hidup tanpa wanita.
Sepi.
Sedih.
Gersang.
Hampa.
Temanku berujar.
(Darma, 2 Sept 2016)
[09:38, 9/3/2016] +62 822-5006-5432:
77. "Maaf"
Aku teramat sering berbuat salah.
Manusia bukan super tanpa cela.
Amat lemah, rapuh.
Hanya...
Maaf dan ketulusan sahabat tuk memahamiku.
Salam kebaikan selalu tuk semua.
( Darma, 3 Sept 2016)
[11:02, 9/3/2016] +62 822-5006-5432:
78. "Kumau"
Termenungku dikesendirian.
Menatap esok.
Lukaku kian menganga.
Darah menetes pedih perih.
Ada ingin bersangatan belum tergapai
Kumau hidup lebih lama lagi.
(Darma, 3 Sept 2016)
[11:33, 9/3/2016] +62 822-5006-5432:
79. "Malam Panjang"
Kubuka kembali jendela wa ku.
Kuarahkan pandang ke segala.
Mencari sahabatku Untung Bijaksana yang sedang mengembara.
Sudahkah ia kembali ke kampung halamannya.
Jika belum...
Ingin kusampaikan permohonanku.
Andai kau temui sebungkus kopi enak.
Bawakanlah untukku.
Lebih dari sebungkus, tentu lebih cantik.
Agar aku dapat melewati rasa dingin dimalam-malam panjangku.
(Darma, 3 Sept 2016)
[13:00, 9/4/2016] +62 822-5006-5432:
80. "Dulu Sekali"
Dulu sekali.
Kami sering berlarian, saling mendahului di padang rumput luas.
Mandi bersama di sungai jernih.
Memandang mentari turun perlahan dibalik bukit.
Senyum tawa menemani.
Tanpa terasa waktu mengucap salam.
Kamipun kembali tuk berharap esok masih ada.
(Darma, 4 Sept 2016)
[19:34, 9/4/2016] +62 822-5006-5432:
81. "Bila Kau Rindu"
Engkau pergi.
Menitip kenangan manis tak terlupa.
Canda tawa, nasihat, berbagai.
Meski dirimu tentu beda dengan kami.
Tak ada sama.
Bila kau rindu, ketuklah pintu rumah kami.
Kan kami sajikan santapan apapun kau suka.
(Darma, 4 Sept 2016)
[19:47, 9/4/2016] +62 822-5006-5432:
82. "Maha Ada"
Di ketinggian langit tak berbatas.
Terhampar AsmaNya.
Semua takut kan kebesaranMu.
Ada kehadiran baru dan ledakan Agung.
Menghiasa pijakan insan yang tertawan oleh KuasaMu.
Hanya Kau yang Maha Ada.
(Darma, 4 Sept 2016)
[15:46, 9/7/2016] +62 822-5006-5432:
83. "Kakek Penuh Sinis"
Kakek tua berjanggut putih itu memandangiku dengan sorot mata tajam.
Senyum penuh sinis.
Kek...
Aku tak bermaksud jahat pada kakek.
Hanya mau menolong.
Ragamu tampak tegar.
Namun jiwamu rapuh kek.
Maukah kutolong dengan sajian buah cinta yang di blender bercampur susu kental damai.
(Darma, 7 Sept 2016)
[16:19, 9/7/2016] +62 822-5006-5432:
84. "Kakek Penuh Damai"
Kakek tua itu kini tersenyum sangat manis padaku.
Pandangan matanya penuh damai.
Jiwanya kembali tegar.
Namun...
Raganya kini terlihat rapuh.
Tak mengapa kek !
Sebentar lagi kakek juga mau pulang kataku.
Kakek tak marah padaku, senyum kecil indah tergurat dibibirnya.
(Darma, 7 Sept 2016)
[21:30, 9/7/2016] +62 822-5006-5432:
85. "Beda Pendapat"
Nampaklah jelas para ahli berbeda pendapat.
Padahal sama-sama ahli.
Karena kepastian bukan milik manusia.
Keraguan selalu hadir menemani kita.
Ketidakberdayaanpun nampak jelas meski beribu ahli berkumpul.
Karena keahlian sebatas ilmu yang hanya diketahuinya.
Terlalu banyak yang masih tersembunyi.
Ilmu kita hanya setetes air yang sangat mudah menguap.
(Darma, 7 Sept 2016)
[21:56, 9/7/2016] +62 822-5006-5432:
86. "Ketidakberdayaan""
Tuhanku.
Apakah Kau tengah mempertontonkan langsung ketidakberdayaan indera manusia, lemahnya ahli ilmu dan teknologi.
Hanya...
Mencari tahu kepastian tentang sebuah kematian dipengadilan dunia.
Jika boleh, aku merayu Engkau.
Tuk jawaban pasti.
Tentu Engkaulah yang Maha Pasti.
(Darma, 7 Sept 2016)
[18:15, 9/8/2016] +62 822-5006-5432:
87. "Berselimut Zikir"
Perlahan malam beranjak menuju buaian.
Bayang mentari tlah sirna.
Senja kuningpun luruh.
Binatang malam mulai menyapa, senda gurau.
Angin malam membisikkan pesan.
Berselimutlah dengan zikir.
(Darma, 8 Sept 2016)
[18:25, 9/8/2016] +62 822-5006-5432:
88. "Rahasia"
Tidak semua yang kumau harus ada.
Tidak semua yang kuingin harus terpenuhi.
Sebab...
Tak pernah kumampu menyelami rahasia.
Aku hanya mampu merangkak diketidakberdayaan hamba.
(Darma, 8 Sept 2016)
[18:39, 9/8/2016] +62 822-5006-5432:
89. "Tak Mengapa"
Andai kalian berkenan membalas sapaku meski sesaat.
Tentu rinduku sedikit terobati.
Andai kalian sudi berbagi canda ceria.
Pasti sepiku perlahan beranjak pergi.
Namun jika tidakpun tak mengapa.
Aku sungguh mengerti.
Kalian tentu sangat sibuk saat ini, menata malam agar terlihat cantik.
(Darma, 8 Sept 2016)
[20:38, 9/10/2016] +62 822-5006-5432:
90, "Hidup Ini Indah"
Dipojokan warung malam.
Kududuk menyandarkan tubuhku setelah penat seharian.
Kuhirup awal-awal malamku berteman secangkir kopi dan beberapa batang rokok.
Ternyata hidup ini memang sedap dan indah.
(Darma, 10 Sept 2016)
[09:14, 9/11/2016] +62 822-5006-5432:
91. "Berkorban"
Ku berkorban.
Waktu dan sedikit lainnya.
Tak apa !
Teriring harap dan doa.
Moga bernilai disisiNya.
(Darma, 11 Sept 2016)
[09:26, 9/11/2016] +62 822-5006-5432:
92. "Bunga Kehidupan"
Bunga kehidupan tumbuh mekar menawan dipekarangan hatiku.
Harum semerbak mewangi sedap dipandang.
Kurawat penuh kehati-hatian.
Kupagari dengan cinta dan sayang.
Esok pagi kan persembahkan tuk orang-orang terkasih.
(Darma, 11 Sept 2016)
[11:49, 9/11/2016] +62 822-5006-5432:
93. Nahkoda"
Sikap dan kesadaran adalah nahkoda kapal pikir di lautan lepas perasaan.
Daya juang penuh istiqamah sang nahkoda berbekal kompas kebenaran mengantarkan seseorang tiba di pelabuhan sejati.
(Darma, 11 Sept 2016)
[14:05, 9/11/2016] +62 822-5006-5432:
94. "Pembesar Akhirat"
Maukah kalian mengenakan atribut para pembesar akhirat.
Saputangan tobat.
Cincin keiklasan.
Gelang kesabaran.
Dasi kerendahan hati.
Jam tangan ketaatan.
Sepatu istiqamah.
Kacamata keridhaan.
Dan atribut kebesaran lainnya.
Agar engkau tampak anggun berjalan dihadapanNya.
(Darma, 11 Sept 2016)
[10:10, 9/12/2016] +62 822-5006-5432:
95. "Kuliner Impian"
Diperjalanan kujumpai mie tonjok, bakso setan, soto gila.
Sesaat setelahnya singgahku di kuliner impian.
Tersedia mie damai, bakso berkah, soto cinta.
Sungguh terasa maknyus dilidah berbonus keberkahan dibatin.
(Darma, 12 Sept 2016)
[16:30, 9/12/2016] +62 822-5006-5432:
96. "Uang"
Perlahan kusisihkan uang tuk hari depan.
Setelah berpuluh tahun uangku setinggi gunung.
Teman-temanku tak percaya akan berita itu.
Setelah mereka datang, barulah mereka yakin.
Uang recehku memang setinggi lukisan gunung didinding rumahku.
(Darma, 12 Sept 2016)
[16:48, 9/12/2016] +62 822-5006-5432:
97. "Berita Besar"
Berita besar itu tlah sampai ditelingaku.
Esok aku kan dinobatkan sebagai raja.
Mengenakan baju kebesaran dengan mahkota indah.
Duduk dikursi kekuasaan dengan tongkat perintah.
Semua rakyat berpesta, mengelu-elukan namaku.
Tak ada lagi pilihan sebagai pengganti raja yang telah mangkat sore kemarin.
Pagi sekali, aku terbangun dari tidurku.
Dengan penuh percaya diri aku berangkat.
Sampai ditujuan, oh ternyata istananya telah roboh tak bersisa.
(Darma, 12 Sept 2016)
PUISI ‘CINTA YANG AGUNG’ KARYA KAHLIL GIBRAN
Adalah ketika kamu menitikkan air mata
dan masih peduli terhadapnya..
Adalah ketika dia tidak mempedulikanmu dan kamu masih
menunggunya dengan setia..
Adalah ketika dia mulai mencintai orang lain
dan kamu masih bisa tersenyum sembari berkata ‘Aku
turut berbahagia untukmu’
Apabila cinta tidak berhasil…bebaskan dirimu…
Biarkan hatimu kembali melebarkan sayapnya
dan terbang ke alam bebas lagi ..
Ingatlah…bahwa kamu mungkin menemukan cinta dan
kehilangannya..
tapi..ketika cinta itu mati..kamu tidak perlu mati
bersamanya…
Orang terkuat bukan mereka yang selalu menang..
melainkan mereka yang tetap tegar ketika
mereka jatuh
[20:40, 9/12/2016] +62 822-5006-5432:
98. "Tumpahkan"
Bila jiwamu penat.
Bersandarlah dikeagunganNya.
Berebahlah dipelukan kasih dan sayangNya.
Tumpahkan seluruh rasamu hanya padaNya.
Dialah pemilik segala.
(Darma, 12 Sept 2016)
[16:12, 9/13/2016] +62 822-5006-5432:
99. "Sobat"
Kerinduan kami, engkau gabung di w.a. laksana mutiara terpendam dibantal malamku.
Khabar tentang suara merdumu yang meruntuhkan bangunan cinta pendengar tak terdustakan.
Sobat, kirimilah kami lagu-lagu yang mampu mendawaikan getar rindu hati.
(Darma, 13 Sept 2016)
Puisi berjudul “Sonnet 116” karya William Shakespeare.
Biarkanku tak mempertanyakan dua insan sejati
Mengenali kesukaran. Cinta bukanlah cinta
Yang berubah ketika ia menemukan perubahan,
Atau melunglai dengan penghapus untuk menghapus:
O, tidak! Ini sebuah tanda yang pernah diperbaiki
Yang melihat badai namun tak pernah terguncang;
Inilah petunjuk bintang bagi setiap kapal yang mengembara,
Yang nilainya tidak bisa dihitung, walaupun puncaknya dapat diketahui.
Cintanya tidaklah sia-sia, diawali dengan bibir dan pipi yang bersemu
Diiring datangnya kejenuhan pada satu waktu:
Perubahan cinta bukan pada keterbatasan waktu,
Tapi pada ketahanannya yang dapat mengekalkan hingga akhir dunia.
Bila pikiranku tentang cinta ini terbukti salah,
Aku tidak akan pernah menuliskannya, tidak ada pria yang mencinta
NYANYIAN SERULING BAMBU
Dengarkan nyanyi sangsai Seruling Bambu
Mendesah selalu, sejak direnggut
Dari rumpun rimbunnya dulu, alunan
Lagu pedih dan cinta membara.
“Rahasia nyanyianku, meski dekat,
Tak seorang pun bisa mendengar dan melihat
Oh, andai ada teman tahu isyarat
Mendekap segenap jiwanya dengan jiwaku!
Ini nyala Cinta yang membakarku,
Ini anggur Cinta mengilhamiku.
Sudilah pahami betapa para pencinta terluka,
Dengar, dengarkanlah rintihan Seruling!”
Puisi Oleh: Jalaluddin Rumi
penyair dari dunia timur yang mendunia
BULU-BULU YANG INDAH
”Haruskah aku mencabutnya,” keluh burung merak,
”Bulu-bulu yang indah mempesona yang hanya menggoda kebanggaanku ini.”
Akan hal kehebatan bakat itu, baiklah orang bodoh berjaga-jaga:
Mabuk pada umpan, namun tak pernah melihat perangkap.
Gunakan seluruh kekuatan dan kecakapanmu untuk takut kepada Tuhan,
Tiada kutukan yang sangat berbisa selain kebebasan-kehendak.
Puisi Oleh: Jalaluddin Rumi
[21:22, 9/14/2016] +62 822-5006-5432:
100. "Malam Penuh Warna"
Malam masih dini bagiku.
Bintang masih berbaris rapi diketinggian langit.
Meski suara binatang malam lantunkan lagu kesunyian.
Riak gelombang dari laut lepas malam mengantarkan kalimat.
Temaniku habiskan malam-malam penuh warna.
(Darma, 14 Sept 2016)
[21:48, 9/14/2016] +62 822-5006-5432:
101. "Biarkanku Apa Adanya"
Aku keranjingan berpuisi.
Jiwaku mabuk, hampir tak sadarkan diri.
Tetesan kata dan kalimat racuni pikir dan rasaku.
Dahaga dan lapar serasa mematikan aliran darah.
Meronta, menggelepar.
"Biarkanku apa adanya".
(Darma, 14 Sept 2016)
[22:18, 9/14/2016] +62 822-5006-5432: Ya. Boleh.
Puisi Seketika.
Jilid l : Biarkanku Apa Adanya.
Supaya ada jilid berikutnya.
==================================>>>>>>
Tidak ada komentar:
Posting Komentar