25. Pejuang Sejati
Diketika
kemampuan logika berada dipuncak putus asa, jangan ragu untuk segera belajar
menapaki gunung kecerdasan mengatasi kesulitan.
Mendakilah
perlahan.
Jika
lelah... bolehlah sebentar saja berkemah.
Lanjutkan...
Lanjutkan
terus perjuanganmu hingga mampu tuk tak merasa lagi tubuh terluka, lelah tak
terhiraukan.
Percayalah
sebentar lagi kau kan berada dipuncak.
Paling
tidak saat ini kau telah mendekati puncak.
Dan...
Ternyata
kini dirimu sudah berubah menjadi pejuang sejati.
(Dharmadjaya,
15 Juni 2021)
===
26. Hanya Kau Inginku
Saat ia memandang kemahasempurnaanNya pada
ciptaan tanpa cacat membuat ia teramat suka.
Sangat suka pada bukti keesaanNya.
Membuat hatinya tergetar berujar...
Hanya Kau inginku meski langkah masih sering
tertatih.
Mengapa tidak.
Bukan sekedar wanginya bicara.
Tuhanku, ajari aku cinta.
Cinta berselimut sabar syukur.
Cinta yang memperpanjang umur dan berkah.
(Dharmadaya, 20 Juni 2021)
===
27. Nampak Lebih Manis
Kulihat
dirimu yang dulu sangat berbeda dengan sekarang.
Kau
sering ketimur lalu kebarat tuk menemuiNya.
Bukan
hanya saat dipasar, dipekerjaanpun kau nampak asyik berbincang denganNya.
Wajahmu
kini nampak lebih manis.
Ada apa
denganmu sahabat.
Perlahan
iapun berbisik pelan.
Aku
takut disaat bertemu Tuhanku, baru merintih memohon tuk kembali...
hanya
untuk berbuat.
Jangan
biarkan dirimu hanya...
“iman
dalam diam”.
(Dharmadjaya,
22 Juni 2021)
===
28. Berlayar
Perlahanlah berjalan wahai waktu.
Agar ruang tak terasa sempit.
Bukanlah engkau kutuduh penyebab dari akibat
malasnya diri.
Aku hanya ingin sebentar bermanja dari
penatnya perjalanan.
Akupun tidak sedang membandingkan kalian
berdua.
Waktu dan ruang adalah bagiku bukan sekedar
pendahuluan namun juga isi dan kesimpulan.
Sebab...
kemanapun tujuanku berlayar.
Kalian akan menyertai...
dipelabuhan mana dan kapan aku tiba.
(Dharmadjaya, 22 Juni 2021)
===
29. Kesadaran
Kesadaran
diri pada kemerdekaan visi adalah ia yang mencoba meraih puncak makna pada
tujuan hidup.
Hingga
pada menafsirkan dunia.
Untuk
apa perhatian dan penghargaan jika diri belum mampu menghargai dirinya sebagai
pribadi merdeka
Kemampuan
untuk menolong diri, yang bukan pada kepribadian ganda yang menyembunyikan
identitas dibalik topeng cantik.
Hijrah
jihad hingga pembebasan... untuk menanamkan bahwa setiap langkah harus memiliki
makna dan ibadah.
(Dharmadjaya,
23 Juni 2021)
===
30. Inggih ya Allah
Ketika angin, ikhlas taat bertiup kencang
tuk menumbangkan pohon pada keridhaan ketentuanNya maka merekapun berujar...
inggih ya Allah.
Pujian, perhatian bahkan penghormatan tak
mampu mencemarkan mengotori angin.
Dan...
Silahkan engkau pergi menjauh duhai rasa tidak
nyaman dari hati ujar pohon.
Dalam zikir mereka selalu berujar...
Inggih ya Allah.
(Dharmadjaya, 23 Juni 2021)
===
31. Badut Dunia
Capung
sahabat kecil manisku berbisik.
Ujian
terberat adalah lulus dari rasa takut hinaan yang menenggelamkan dan suka
pujian tersombong.
Hingga
takut telan sekedar pahitnya pil kecil hinaan dan terlalu berharap manisnya
minuman sebutan diri.
Kau
terlalu sering sibuk sebut-sebut dunia.
Masih
mahalnya harga dunia dalam pandangan sebabkan diri terlalu memikirkan oleh apa
yang dikatakan badut dunia.
Lelahkan
saja dirimu pada jihad pembebasan diri.
Sebab...
sungguh
ia hanyalah badut dunia.
(Dharmadjaya,
27 Juni 2021)
===
32. Obat Keabadian
Adalah ia yang meletakan hanya dan hanya
cukup Allah, cintanya.
Cinta yang lain adalah sekedar sebab dan
sebab taat padaNya.
Alangkah indah dan cantiknya jika tak
terjebak tuk menjadikan Allah hanya sekedar Rabb namun...
juga ilah.
Hanya Dia yang patut disembah dan pantas
tempat mengabdi.
Mengapa tidak mempersembahkan senyum, tawa
dan tangis hanya untuk Allah.
Jadikanlah cinta yang dapat merebut hati
sepenuhnya.
Cinta yang mampu membimbing taat.
Taat yg dikawal ketat latihan.
Latihan taat selalu pada iman dan taqwa.
(Dharmadjaya, 14 Juli 2021)
===
33. Tiada Daya
Pergilah
berkelana sebentar saja bersama angin dingin agar dapat merasakan dinginnya.
Lalu...
Menuju
matahari agar dapat berujar tentang rasanya panas.
Diperjalanan
kembalimu dari matahari akan kau pahami berapa besaran harga dunia.
Yang
terlalu sedikit tuk membeli ridhoNya dan menebus siksaNya.
Dunia
bagai gelas berisi minuman yang...
terasa
sangat manis namun rawan tumpah dan jatuh pecah tak bernilai.
Merdekakanlah
diri dari rasa memiliki dan tanamlah rasa selalu butuh Dia.
(Dharmadjaya,
15 Juli 2021)
===
34. Mengukir Rasa
Adakah universitas sabar dan syukur agar aku
mampu mengukir rasa berkepanjangan.
Sebab dibutuhkan akan sangat tuk tenggelam
kedasar pengalaman diatas pengalaman akan apakah itu rasa.
Bagai cinta yang tak terbantahkan diatas
melebihi akan pengertian dan pemahaman.
Penuh akan rasa.
Semut hitam sahabatku terbang dengan tiga
sayap hayalan.
Mengajakku...
tak inginkah kau ikut bercakap cakap
sebentar dengan matahari.
Agar kau paham...
bagaimana melibatkan keterlibatan akan
kesungguhsungguhan agar ketidakpastian tak menggigit, melukai rasa...
kegelisahan melanda.
Itu tentang rasa.
Mengapa kau tak mencoba mengalirkan bahasa
makna saja. Hingga tak terjebak berjuta tafsir.
(Dharmadjaya, 27 Juli 2021)
===
35. Jalan Mana
Data
dan informasi berkejaran cepat dengan waktu hingga proses dan evaluasi menuduh
keras tindak lanjut tak konsekuen akan keputusan.
Menangislah
ia.
Bukan
karena merasa tak tangguh.
Kesadarannya
mengatakan...
mana
mungkin menemukan jalan kebenaran jika hanya berteman diam.
Sedang
keputusan harus selalu hadir cepat disetiap saat dan keadaan.
Mengembaralah
ia kini pada jalan asbab dan konteks keilmuan agar dapat merasakan hakikat
makna sejati meski dihadapkan berkeping keping pengertian.
(Dharmadjaya,
28 Juli 2021)
===
36. Berdamai dengan Allah
Teramat sering kita membantah... hanya
karena tlah merasa cukup.
Hari ini aku menemui sahabatku capung kecil
digubuk reyotnya.
Tubuhnya tlah lemah tak berdaya.
Bagaimana sakit yang kau rasakan ujarku.
Tubuh ini teramat sakit hingga kesendi
terdalam.
Maukah kau kuobati ujarku lagi.
Biarkan saja dulu.
Aku terlampau sering membantahNya karena
selama ini merasa cukup.
Biar kini sakit yang teramat sakit menjalari
tubuhku.
Namun...
kini aku merasa nyaman.
Aku sudah berdamai denganNya.
(Dharmadjaya, 30 Juli 2021)
===
Tidak ada komentar:
Posting Komentar