Integritas

Tanpa integritas , motivasi menjadi berbahaya; tanpa motivasi, kapasitas menjadi tak berdaya; tanpa kapasitas, pemahaman menjadi terbatas; tanpa pemahaman pengetahuan tidak ada artinya; tanpa pengetahuan, pengalaman menjadi buta.
===

INTEGRITAS ADALAH ANDA

Integritas merupakan gambaran diri anda dalam suatu organisasi yang terlihat dari perilaku dan tindakan sehari-hari. Integritas menunjukkan konsistensi antara ucapan dan keyakinan yang tercermin dalam perbuatan sehari-hari. Kadang orang berbicara sebatas di bibir saja sedangkan hatinya berisi kesombongan, iri, dengki, dendam, dan emosi. Orang yang memiliki integritas biasanya berpikir terlebih dahulu sebelum berbicara sehingga perilaku dan tindakannya sesuai dengan apa yang diucapkan. Integritas seseorang senantiasa mendapat ujian yang bentuknya dapat berupa jabatan, wanita, harta, keluarga, uang, sedikit ketakutan, sedikit kelaparan, dan sebagainya. Integritas merupakan sebuah rasa sabar dan syukur. Orang yang berintegritas ketika mendapat ujian akan bersabar dan ketika menerima kebahagian akan bersyukur.

Pengertian integritas dalam nilai-nilai kementerian keuangan adalah berpikir, berkata, berperilaku dan bertindak dengan baik dan benar serta memegang teguh kode etik dan prinsip-prinsip moral. Integritas diawali dengan berpikir bukan berkata. Berpikir melahirkan pengetahuan, pemahaman, nilai, keyakinan dan prinsip. Orang yang berkata tanpa memikirkan terlebih dahulu dapat mengakibatkan penyesalan dikemudian hari, menyakiti perasaan orang lain, dan bahkan dapat menimbulkan kebencian.

Socrates berkata,”dengan pikiran, seseorang bisa menjadikan dunianya berbunga-bunga atau berduri-duri.” Jadi, anda adalah apa yang anda pikirkan. Pikiran senang membuat anda senang, berpikiran tidak bisa membuat anda tidak bisa. Pikiran bisa membuat anda bisa dan pikiran berani membuat anda berani. Seperti yang dikatakan Dr. Ibrahim Elfiky bahwa pikiran positif menghasilkan perbuatan dan hasil yang positif. Integritas harus dimulai dengan berpikir positif. Orang yang berpikir positif akan mengatakan kata-kata yang positif dan dalam berperilaku dan bertindak positif. Berpikirlah positif maka apa yang ada disekitar anda kelihatan ikut positif.

Setelah berpikir tiba saatnya anda mengucapkan sebuah kata-kata. Perkataan dapat menunjukkan kualitas seseorang. Kata-kata adalah magik karena dapat mempengaruhi seseorang dalam berpikir dan bertindak. Pilihan kata-kata yang tepat dapat membangkitkan orang untuk lebih bersemangat dalam bekerja. Ucapan yang sesuai hati nurani akan mengerakan dirinya untuk berperilaku dan bertindak dengan baik dan benar. Sebaliknya ucapan yang tidak sesuai dengan hati nuraninya dapat menimbulkan perilaku dan tindakan yang dapat merugikan dirinya dan orang lain. Terakhir adalah apa yang anda katakan harus tercermin dari perilaku dan tindakan yang baik dan benar dengan tetap memegang teguh kode etik dan prinsip-prinsip moral.

Berperilaku dan bertindak dengan baik dan benar dalam integritas merupakan satu kesatuan yang menjadi tolak ukur pegawai dalam melaksanakan tugas. Karakteristik pegawai yang memiliki integritas yang tercermin dalam bersikap dan bertindak sebagai berikut:

1. Bersikap jujur, tulus, dan dapat dipercaya.

Sebuah organisasi akan mudah mencari pegawai yang memiliki pendidikan tinggi, berpengalaman, dan lulusan perguruan tinggi terkenal. Tetapi untuk mendapatkan pegawai yang jujur, tulus, dan dapat dipercaya tidaklah mudah. Pegawai seperti ini masih langka, maka sudah menjadi kewajiban pimpinan untuk menemukan mutiara-mutiara yang terpendam diseluruh nusantara ini untuk menjadi agent of change menuju kesuksesan. Pegawai yang jujur dan tulus dalam melaksanakan pekerjaan akan melibatkan hati nuraninya. Sikap jujur dan tulus adalah sebuah keyakinan dalam diri yang dapat memberikan kebahagian dan kedamaian hati. Bekerja tidak semata-mata untuk mendapatkan materi/harta, tapi yang lebih penting bagaimana setelah bekerja hati menjadi damai, tentram, dan tidurpun nyenyak. Apa artinya sebuah harta melimpah kalau diperoleh dari ketidakjujuran, tentu membuat anda merasa bersalah, hati gelisah, dan tidurpun tidak nyenyak. Kejujuran dan ketulusan merupakan pilar utama mencegah korupsi, kolusi, dan perbuatan tercela. Sebaliknya ketidakjujuran akan menumbuhkan korupsi dan persaingan yang tidak sehat. Kejujuran dan ketulusan dalam bekerja dapat memberikan sebuah kepercayaan dilingkungan kerja. Bersikap jujur dan tulus tidak akan mengurangi kehormatan, harga diri, dan kewibawaan seorang pegawai, justru sebaliknya makin dipercaya, dicintai, dihormati dan dihargai oleh orang-orang disekitarnya.

2. Bertindak transparan dan konsisten

Bertindak transparan merupakan hasil sebuah kepercayaan. Pimpinan tidak akan mempromosikan atau memberikan pekerjaan yang berisiko kepada pegawai yang tidak dipercayainya. Pegawai pun juga tidak akan mengikuti kata-kata pimpinan yang tidak bisa dipercayainya. Terkait dengan pelayanan kepada masyarakat, pegawai harus transparan terkait peraturan, biaya, dan Standard Operting Procedure (SOP). Jangan sekali-kali menerima atau memungut sesuatu di luar ketentuan terkait dengan pelayanan karena dapat menghilangkan kepercayaan. Membangun kepercayaan membutuhkan waktu lama tetapi untuk merusaknya cukup memerlukan waktu singkat. Konsisten dapat diartikan taat patuh terhadap peraturan, kode etik, dan prinsip-prinsip moral yang diyakini kebenarannya. Konsisten dapat pula diartikan kesesuaian antara apa yang dikatakan dengan perbuatan. Konsisten akan melahirkan sebuah ketegasan. Pegawai yang konsisten ketika berada di wilayah abu abu akan bersikap tegas mencari dan memilih kebenaran. Konsisten adalah anda, karena hidup andalah yang menentukan keselarasan antara nilai dan tindakan anda.

3. Menjaga martabat dan tidak melakukan hal-hal tercela.

Menjaga martabat berarti kemampuan untuk menjaga nilai-nilai positif dalam dirinya. menjaga harga diri dan kehormatan instansi tempat kerja merupakan kewajiban setiap pegawai. Semakin penting kedudukan atau posisi anda ditempat kerja, semakin besar godaan yang menghampiri anda. Pegawai yang bermartabat tentunya tidak akan melakukan perbuatan tercela seperti korupsi, pemerasan, penyalahgunaan kekuasaan, dan lain-lain. Pegawai yang melakukan perbuatan tercela biasanya tidak memiliki rasa takut dan rasa malu. Misalkan petugas yang terang-terangan memungut biaya pengurusan berkas diluar ketentuan, mereka tidak memiliki rasa malu. Mereka kadang merasa bangga dengan barang-barang yang dibeli dengan uang hasil korupsi. Namun ketika tertangkap tangan akan berakibat pada penderitaan dan kesengsaraan hidup yang akan membuat malu keluarga dan instansi tempat kerjanya. Anda adalah cerminan budaya kantor dalam memberikan pelayanan. Jagalah harga diri dan kehormatan kantor dengan tidak melakukan hal-hal yang tercela. Jangan sampai godaan membuat anda menjadi lemah yang akhirnya anda tergoda untuk melakukan perbuatan yang tercela. Teman anda mungkin akan mengatakan bodoh ketika anda menolak pemberian berupa uang suap, tapi justru sebaliknya tindakan menolak suap dapat membuat anda semakin kuat, semakin terhormat, dan semakin bermartabat.

4. Bertanggung jawab atas hasil kerja.

Pegawai harus berani mengambil risiko atas hasil pekerjaannya. Apa yang dikerjakan tidak semata-mata dipertangungjawabkan kepada pimpinan atau negara tetapi yang lebih penting dapat dipertanggungjawabkan kepada Tuhan. Anda harus berpikir bahwa setiap melaksanakan pekerjaan ada yang mengawasi meskipun tidak dilihat orang. Sikap terbaik terhadap kesalahan atas hasil kerja anda adalah tidak menyalahkan pihak lain tetapi lebih evaluasi diri dengan cara mengakui kesalahannya, meminta maaf, dan memperbaiki diri. Ingat, anda bertanggung jawab atas diri anda. Bila anda berbuat baik maka kebaikan akan kembali pada anda, sebaliknya bila anda berbuat buruk maka keburukan kembali kepada anda.

5. Bersikap objektif.

Bersikap objektif berarti memberikan sebuah penilaian berdasarkan ukuran-ukuran atau kreteria yang telah ditetapkan dengan didukung data dan fakta. Bersikap objektif akan mendekatkan pada keadilan. Jika dalam bersikap hanya berdasarkan selera seseorang atau menduga-duga atau perasaan suka atau tidak suka (like and dislike) tentu akan menimbulkan ketidakpuasan, kebencian, ketidakadilan, dan perilaku negatif lain. Pendidikan yang tinggi, keahlian, pengalaman kerja, dan jabatan yang tinggi belum menjamin anda memiliki integritas yang tinggi. Integritas adalah anda, andalah yang menentukan naik turunnya integritas yang ada dalam diri anda. Tidak ada yang bisa merubah anda, kecuali anda ingin berubah untuk kehidupan yang lebih bahagia. Tanpa integritas hidup anda terasa hambar, integritas membuat anda terasa tentram dan damai karena selalu ada harapan di hati anda.

Integritas adalah Anda Oleh : Joko Juwianto (Bidang Penilaian Kanwil DJKN Sulseltrabar).

 



Tidak ada komentar: