Zikir Ruh Tidak Menghilangkan "Aku" sebagai Hamba atau Menjadi Robot

 

Zikir Ruh Tidak Menghilangkan "Aku" sebagai Hamba atau Menjadi Robot

1. Zikir Ruh Tidak Menghilangkan "Aku" sebagai Hamba, tetapi Mengubah Sifat "Aku"

Dalam istilah Tasawuf:

  • Yang Hilang adalah "Aku" yang Egois (Nafs): Yang sirna dalam pengalaman fana' adalah kesombongan diri ('ujub), keakuan (ego), dan klaim kepemilikan atas amal. "Aku" yang merasa mampu berzikir tanpa pertolongan Allah, "Aku" yang riya', dan "Aku" yang terikat pada hawa nafsu—itulah yang hilang (fana').
    • "Aku" menjadi alat: Kesadaran berubah dari: "Aku berzikir karena aku hebat" menjadi "Aku bisa berzikir hanya karena Allah mengizinkan dan menggerakkan-Ku." Ini adalah puncak kerendahan hati.
  • Yang Tersisa adalah "Aku" yang Fitrah (Ruh): Setelah keakuan negatif sirna, yang tersisa adalah Ruh atau Sirr yang murni, yang secara fitrah tunduk dan mengakui Allah. Inilah yang disebut Baqa' (kekal dalam sifat-sifat terpuji). Anda tetap sadar sebagai makhluk (hamba), tetapi hamba yang telah dimurnikan.
  • Puncak Tauhid: Ini adalah realisasi Tauhid Af'al (Keesaan Perbuatan), yaitu keyakinan bahwa semua perbuatan (termasuk zikir Anda) pada hakikatnya berasal dari kehendak Allah. Ini tidak menghilangkan tanggung jawab (taklif), tetapi menyempurnakan rasa syukur.

2. Zikir Ruh Tidak Menjadikan Diri Sebagai Robot

Robot bertindak tanpa kesadaran, niat, dan pilihan bebas. Sementara, zikir ruhani tertinggi justru:

  • Menciptakan Kesadaran Penuh (Hudur): Zikir ini adalah tingkat kesadaran tertinggi (Musyahadah), jauh dari keadaan robotik yang tanpa jiwa. Robot tidak memiliki pilihan untuk memuji Tuhannya; seorang hamba memiliki ikhtiyar (pilihan) untuk mengarahkan kesadarannya.
  • Berbasis Cinta (Mahabbah): Zikir yang sebenarnya didorong oleh cinta (mahabbah) yang murni dan pengenalan (ma'rifah) yang mendalam, bukan program yang kaku. Perasaan cinta dan pengagungan adalah hal yang sangat manusiawi dan spiritual, bukan mekanis.
  • Menyempurnakan Ihsan: Jika robot bertindak karena diprogram, hamba yang mencapai maqam ini bertindak berdasarkan Ihsan (beribadah seolah melihat-Nya). Ihsan adalah dimensi kemanusiaan tertinggi yang tidak mungkin dicapai oleh mesin.

Intinya: Anda tidak menjadi 'robot' yang pasif dan mati rasa. Justru, Anda menjadi hamba yang sepenuhnya hidup, sadar, dan bebas dari tuntutan ego, sehingga setiap perbuatan dan zikir Anda murni diarahkan untuk Allah, sebagaimana fitrah Ruh yang ditiupkan-Nya.

Ini adalah pembebasan sejati dari penjara ego dan nafsu. Anda tetap bertindak, tetapi sekarang Anda bertindak bersama Allah, bukan terpisah dari-Nya.

 

Tidak ada komentar: