Pengertian integritas dalam nilai-nilai kementerian keuangan
adalah berpikir, berkata, berperilaku dan bertindak dengan baik dan benar serta
memegang teguh kode etik dan prinsip-prinsip moral. Integritas diawali dengan
berpikir bukan berkata. Berpikir melahirkan pengetahuan, pemahaman, nilai,
keyakinan dan prinsip. Orang yang berkata tanpa memikirkan terlebih dahulu
dapat mengakibatkan penyesalan dikemudian hari, menyakiti perasaan orang lain,
dan bahkan dapat menimbulkan kebencian.
Socrates berkata,”dengan pikiran, seseorang bisa menjadikan
dunianya berbunga-bunga atau berduri-duri.” Jadi, anda adalah apa yang anda
pikirkan. Pikiran senang membuat anda senang, berpikiran tidak bisa membuat
anda tidak bisa. Pikiran bisa membuat anda bisa dan pikiran berani membuat anda
berani. Seperti yang dikatakan Dr. Ibrahim Elfiky bahwa pikiran positif
menghasilkan perbuatan dan hasil yang positif. Integritas harus dimulai dengan
berpikir positif. Orang yang berpikir positif akan mengatakan kata-kata yang
positif dan dalam berperilaku dan bertindak positif. Berpikirlah positif maka
apa yang ada disekitar anda kelihatan ikut positif.
Setelah berpikir tiba saatnya anda mengucapkan sebuah
kata-kata. Perkataan dapat menunjukkan kualitas seseorang. Kata-kata adalah
magik karena dapat mempengaruhi seseorang dalam berpikir dan bertindak. Pilihan
kata-kata yang tepat dapat membangkitkan orang untuk lebih bersemangat dalam
bekerja. Ucapan yang sesuai hati nurani akan mengerakan dirinya untuk
berperilaku dan bertindak dengan baik dan benar. Sebaliknya ucapan yang tidak
sesuai dengan hati nuraninya dapat menimbulkan perilaku dan tindakan yang dapat
merugikan dirinya dan orang lain. Terakhir adalah apa yang anda katakan harus
tercermin dari perilaku dan tindakan yang baik dan benar dengan tetap memegang
teguh kode etik dan prinsip-prinsip moral.
Berperilaku dan bertindak dengan baik dan benar dalam
integritas merupakan satu kesatuan yang menjadi tolak ukur pegawai dalam
melaksanakan tugas. Karakteristik pegawai yang memiliki integritas yang
tercermin dalam bersikap dan bertindak sebagai berikut:
1. Bersikap jujur, tulus, dan dapat dipercaya.
Sebuah organisasi akan mudah mencari pegawai yang memiliki
pendidikan tinggi, berpengalaman, dan lulusan perguruan tinggi terkenal. Tetapi
untuk mendapatkan pegawai yang jujur, tulus, dan dapat dipercaya tidaklah
mudah. Pegawai seperti ini masih langka, maka sudah menjadi kewajiban pimpinan
untuk menemukan mutiara-mutiara yang terpendam diseluruh nusantara ini untuk
menjadi agent of change menuju kesuksesan. Pegawai yang jujur dan tulus dalam
melaksanakan pekerjaan akan melibatkan hati nuraninya. Sikap jujur dan tulus
adalah sebuah keyakinan dalam diri yang dapat memberikan kebahagian dan
kedamaian hati. Bekerja tidak semata-mata untuk mendapatkan materi/harta, tapi
yang lebih penting bagaimana setelah bekerja hati menjadi damai, tentram, dan
tidurpun nyenyak. Apa artinya sebuah harta melimpah kalau diperoleh dari
ketidakjujuran, tentu membuat anda merasa bersalah, hati gelisah, dan tidurpun
tidak nyenyak. Kejujuran dan ketulusan merupakan pilar utama mencegah korupsi,
kolusi, dan perbuatan tercela. Sebaliknya ketidakjujuran akan menumbuhkan
korupsi dan persaingan yang tidak sehat. Kejujuran dan ketulusan dalam bekerja
dapat memberikan sebuah kepercayaan dilingkungan kerja. Bersikap jujur dan
tulus tidak akan mengurangi kehormatan, harga diri, dan kewibawaan seorang
pegawai, justru sebaliknya makin dipercaya, dicintai, dihormati dan dihargai
oleh orang-orang disekitarnya.
2. Bertindak transparan dan konsisten
Bertindak transparan merupakan hasil sebuah kepercayaan.
Pimpinan tidak akan mempromosikan atau memberikan pekerjaan yang berisiko
kepada pegawai yang tidak dipercayainya. Pegawai pun juga tidak akan mengikuti
kata-kata pimpinan yang tidak bisa dipercayainya. Terkait dengan pelayanan
kepada masyarakat, pegawai harus transparan terkait peraturan, biaya, dan Standard
Operting Procedure (SOP). Jangan sekali-kali menerima atau memungut
sesuatu di luar ketentuan terkait dengan pelayanan karena dapat menghilangkan
kepercayaan. Membangun kepercayaan membutuhkan waktu lama tetapi untuk
merusaknya cukup memerlukan waktu singkat. Konsisten dapat diartikan taat patuh
terhadap peraturan, kode etik, dan prinsip-prinsip moral yang diyakini
kebenarannya. Konsisten dapat pula diartikan kesesuaian antara apa yang
dikatakan dengan perbuatan. Konsisten akan melahirkan sebuah ketegasan. Pegawai
yang konsisten ketika berada di wilayah abu abu akan bersikap tegas mencari dan
memilih kebenaran. Konsisten adalah anda, karena hidup andalah yang menentukan
keselarasan antara nilai dan tindakan anda.
3. Menjaga martabat dan tidak melakukan hal-hal tercela.
Menjaga martabat berarti kemampuan untuk menjaga nilai-nilai
positif dalam dirinya. menjaga harga diri dan kehormatan instansi tempat kerja
merupakan kewajiban setiap pegawai. Semakin penting kedudukan atau posisi anda
ditempat kerja, semakin besar godaan yang menghampiri anda. Pegawai yang
bermartabat tentunya tidak akan melakukan perbuatan tercela seperti korupsi,
pemerasan, penyalahgunaan kekuasaan, dan lain-lain. Pegawai yang melakukan
perbuatan tercela biasanya tidak memiliki rasa takut dan rasa malu. Misalkan
petugas yang terang-terangan memungut biaya pengurusan berkas diluar ketentuan,
mereka tidak memiliki rasa malu. Mereka kadang merasa bangga dengan
barang-barang yang dibeli dengan uang hasil korupsi. Namun ketika tertangkap
tangan akan berakibat pada penderitaan dan kesengsaraan hidup yang akan membuat
malu keluarga dan instansi tempat kerjanya. Anda adalah cerminan budaya kantor
dalam memberikan pelayanan. Jagalah harga diri dan kehormatan kantor dengan
tidak melakukan hal-hal yang tercela. Jangan sampai godaan membuat anda menjadi
lemah yang akhirnya anda tergoda untuk melakukan perbuatan yang tercela. Teman
anda mungkin akan mengatakan bodoh ketika anda menolak pemberian berupa uang
suap, tapi justru sebaliknya tindakan menolak suap dapat membuat anda semakin
kuat, semakin terhormat, dan semakin bermartabat.
4. Bertanggung jawab atas hasil kerja.
Pegawai harus berani mengambil risiko atas hasil
pekerjaannya. Apa yang dikerjakan tidak semata-mata dipertangungjawabkan kepada
pimpinan atau negara tetapi yang lebih penting dapat dipertanggungjawabkan
kepada Tuhan. Anda harus berpikir bahwa setiap melaksanakan pekerjaan ada yang
mengawasi meskipun tidak dilihat orang. Sikap terbaik terhadap kesalahan atas
hasil kerja anda adalah tidak menyalahkan pihak lain tetapi lebih evaluasi diri
dengan cara mengakui kesalahannya, meminta maaf, dan memperbaiki diri. Ingat,
anda bertanggung jawab atas diri anda. Bila anda berbuat baik maka kebaikan
akan kembali pada anda, sebaliknya bila anda berbuat buruk maka keburukan
kembali kepada anda.
5. Bersikap objektif.
Bersikap objektif berarti memberikan sebuah penilaian
berdasarkan ukuran-ukuran atau kreteria yang telah ditetapkan dengan didukung
data dan fakta. Bersikap objektif akan mendekatkan pada keadilan. Jika dalam
bersikap hanya berdasarkan selera seseorang atau menduga-duga atau perasaan
suka atau tidak suka (like and dislike) tentu akan menimbulkan ketidakpuasan,
kebencian, ketidakadilan, dan perilaku negatif lain. Pendidikan yang tinggi,
keahlian, pengalaman kerja, dan jabatan yang tinggi belum menjamin anda
memiliki integritas yang tinggi. Integritas adalah anda, andalah yang menentukan
naik turunnya integritas yang ada dalam diri anda. Tidak ada yang bisa merubah
anda, kecuali anda ingin berubah untuk kehidupan yang lebih bahagia. Tanpa
integritas hidup anda terasa hambar, integritas membuat anda terasa tentram dan
damai karena selalu ada harapan di hati anda.
Integritas adalah Anda Oleh : Joko Juwianto (Bidang
Penilaian Kanwil DJKN Sulseltrabar).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar