Serigala mengejar kelinci


Ada dua ekor serigala di hutan belantara, serigala B menantang serigala A untuk menangkap seekor kelinci yang sedang makan wortel, tidak jauh dari tempat mereka berdiri.
"Ayo Serigala A, apa kamu bisa tangkap kelinci itu?" tanya serigala B. "Ah, itu gampang, lihat saja nih!" jawab serigala A dan dengan sigap ia pun melompat ke arah kelinci tersebut dan berlari mengejarnya. Sedangkan kelinci yang melihat serigala itu, langsung lari terbirit-birit ketakutan. Tanpa pikir panjang wortel yang masih dikunyahnya di lemparkan ke arah serigala tersebut, "DUAAAKK!!" begitu suaranya. Karena serigala adalah binatang yang kuat, maka wortel kecil yang mengenai kepalanya tidak terasa sama sekali, serigala tersebut tetap mengejar kelinci itu, 1 menit.. 2 menit.. 3 menit... sampai 5 menit.. Serigala itu belum dapat menangkap kelinci itu, karena kelinci itu larinya lebih kencang. Serigala itupun kelelahan dan menghentikan pengejarannya. Dengan perasaan yang sangat malu, dia menunduk berjalan dan kembali menemui temannya, serigala B. Serigala B itupun bertanya, "Bagaimana? Apakah kamu bisa menangkapnya ?" tanya serigala B. Serigala A hanya menggeleng-gelengkan kepalanya yang masih tertunduk. Serigala B lalu melanjutkan perkataannya, "Kamu tahu, kenapa kamu tidak bisa menangkap kelinci itu? Kamu kalah, karena kamu tidak serius. Kamu berlari mengejar kelinci hanya untuk pamer saja, sedangkan kelinci itu berlari untuk nyawanya." Bagi kita yang sudah bekerja, mungkin kita merasa sangat lelah, capai dengan pekerjaan, bosan, tidak ada kemajuan sama sekali dalam pekerjaan kita. Itu karena kita tidak serius dengan pekerjaan kita.
Mari kita pikirkan kembali, apakah sebenarnya tujuan kita bekerja?
Sebab, terkadang ada orang yang bekerja karena tuntutan orangtua agar mencari uang sendiri, atau kadang juga ada orang yang bekerja, karena mereka merasa “harus” bekerja untuk membantu orangtua menghidupi keluarganya atau  membeli susu anaknya. Ada juga orang yang bekerja hanya karena untuk bisa pamer pada pacar, teman-temannya, pada sanak saudara, bahwa ia sudah bekerja.
Jadi, apakah tujuan kita bekerja? Demi rasa bangga atau demi rasa lapar? Tetap semangat! 

Tidak ada komentar: